Waspadai Dampak Stres pada Kesehatan Gigi dan Mulut

Gigisehat - Stres bukan hanya mengganggu pikiran dan tubuh, tetapi juga dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan gigi dan mulut.

Dikutip dari Hindustan Times, Dr. Prafull Sabadra, pendiri Pusat Kedokteran Gigi Dr. Sabadra’s, menjelaskan berbagai konsekuensi stres yang berhubungan dengan kesehatan gigi.

Berikut beberapa efek yang dapat terjadi:

1. Menggertakkan Gigi (Bruxism)

Ketika seseorang mengalami stres, kebiasaan menggertakkan atau mengatupkan gigi secara tidak sadar sering kali muncul, terutama saat tidur.

Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi

Hal ini terjadi karena kecemasan meningkatkan aktivitas otot rahang, yang pada akhirnya menyebabkan:

- Gigi retak atau patah

- Keausan enamel yang meningkatkan sensitivitas gigi

- Nyeri rahang dan gangguan sendi temporomandibular (TMJ)

2. Mulut Kering (Xerostomia)

Stres kronis menghambat produksi air liur, yang berfungsi sebagai pelindung alami terhadap bakteri di mulut.

Selain itu, penggunaan obat antikecemasan dan antidepresan dapat memperparah kondisi ini.

Akibatnya, seseorang bisa mengalami:

- Risiko tinggi terhadap kerusakan gigi

- Penyakit gusi dan infeksi mulut

- Kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara

3. Menurunnya Kebersihan Mulut

Stres dan depresi sering mengurangi motivasi untuk merawat kebersihan gigi dan mulut.

Selain itu, stres juga dapat menyebabkan pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan manis dan asam yang dapat merusak gigi.

Ditambah lagi, penggunaan tembakau dan alkohol sebagai cara mengatasi stres justru memperburuk masalah kesehatan mulut.

4. Melemahnya Sistem Kekebalan Tubuh

Stres menekan sistem imun, membuat gusi lebih rentan terhadap peradangan dan infeksi seperti gingivitis dan periodontitis.
Selain itu, stres juga memperlambat proses penyembuhan setelah operasi gigi atau cedera mulut.

5. Gangguan Tidur

Stres dapat mengganggu kualitas tidur, yang pada gilirannya memperburuk kebiasaan bruxism.

Kurang tidur juga menghambat proses regenerasi jaringan mulut, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi gigi dan mulut.

6. Hormon Stres dan Kesehatan Mulut

Peningkatan kadar kortisol akibat stres dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan peradangan mulut.

Stres jangka panjang juga berisiko melemahkan kepadatan tulang rahang, yang bisa berujung pada kehilangan gigi.

Selain itu, kebiasaan buruk seperti menggigit kuku, mengunyah ujung pulpen, atau menggunakan gigi untuk membuka kemasan dapat mempercepat kerusakan enamel dan struktur gigi.

Cara Mencegah Dampak Stres pada Gigi dan Mulut

Dr. Prafull Sabadra menyarankan beberapa langkah untuk mengurangi dampak stres terhadap kesehatan gigi dan mulut, antara lain:

- Mengelola stres dengan mindfulness, meditasi, atau yoga

- Mencari bantuan profesional untuk mengatasi stres dan gangguan mental

- Menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan benang gigi, dan pasta gigi berfluorida

- Mengonsumsi cukup air untuk mencegah mulut kering

- Mengurangi konsumsi gula dan makanan asam

- Rutin berkonsultasi ke dokter gigi untuk pemeriksaan dan perawatan yang diperlukan

- Mengelola stres dengan baik tidak hanya baik untuk kesejahteraan mental, tetapi juga sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan

Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga kebersihan mulut, Anda dapat mengurangi risiko berbagai masalah gigi yang disebabkan stres.***