INFO

Pentingnya Soft Skill di Dunia Kedokteran Gigi

27 April 2025

Ilustrasi - Akivitas dokter gigi. (AI Pix)

Gigisehat - Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar Stovit Development Training Program – Day 1, Sabtu 19 April 2025.

Kegiatan ini bertujuan mengasah keterampilan non-akademik mahasiswa kedokteran gigi sebagai bekal menghadapi dunia profesional.

Salah satu narasumber utama, Prof. Dr. Sindy Cornelia Nelwan, drg., SpKGA, Subsp.KKAK, membawakan materi bertajuk Beyond the Smile: Developing Skills That Last a Lifetime.

Dalam pemaparannya, Prof. Sindy menekankan, soft skill merupakan elemen kunci yang tidak bisa dipisahkan dari profesi dokter gigi.

Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan

“Pintar saja tidak cukup, karena banyak hal yang tidak diajarkan secara akademis namun sangat memengaruhi kehidupan seorang dokter gigi,” tegasnya dikutip dari laman UNAIR.

Menurut Prof. Sindy, soft skill klinis seperti empati dan kemampuan mendengarkan aktif sangat penting dikembangkan.

Ia menilai, keterampilan ini tidak diukur dari indeks prestasi kumulatif (IPK) ataupun hasil ujian semata, melainkan dibentuk melalui pengalaman dan karakter individu.

Prof. Sindy juga menyoroti pentingnya pemahaman terhadap sisi psikologis pasien.

Ia menjelaskan, sekitar 80 persen penyakit saat ini bersifat psikosomatik, di mana faktor emosional pasien berperan besar.
“Ketakutan atau kecemasan pasien bisa diringankan hanya dengan didengarkan. Memberikan solusi sambil mendengarkan merupakan bentuk soft skill yang perlu ditingkatkan,” jelasnya.

Selain itu, Prof. Sindy mengajak calon dokter gigi untuk membangun relasi jangka panjang dengan pasien.

Menurutnya, praktik kedokteran gigi bukan semata-mata berorientasi pada keuntungan, melainkan pada kepercayaan dan loyalitas pasien.

Ia menekankan pentingnya nilai sabar, kejujuran, serta transparansi dalam pelayanan, termasuk dalam menyampaikan diagnosis dan biaya, dengan tetap mempertimbangkan kondisi psikologis pasien.

Tak hanya soft skill, Prof. Sindy juga mendorong peserta untuk memiliki growth mindset dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan.

Ia mengajak mahasiswa untuk terbuka terhadap kritik dan saran, serta berani mengeksplorasi berbagai inovasi baru di dunia kedokteran gigi, seperti digital dentistry dan pembuatan konten edukatif.

“Kritik dan saran itu penting agar kita terus berkembang dan tidak nyaman hanya di zona aman,” pungkasnya.

Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi

Kegiatan ini diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa FKG UNAIR tentang pentingnya pengembangan diri secara holistik, baik dari sisi akademis maupun personal, dalam menapaki profesi dokter gigi di masa depan.***

KONSULTASI

Konsultasi

konsultasikan masalah kesehatan gigi anda pada kami.
Dengan mengisi form di bawah ini