INFO

Jahe Merah, Solusi Herbal untuk Masalah Gigi Anak

26 April 2025

Ilustrasi - Gigi anak.(Pixabay)

Gigisehat - Tanaman herbal bisa menjadi solusi inovatif untuk berbagai masalah kesehatan gigi, mulai dari karies hingga gangguan rahang. Salah satu tanaman yang menjadi sorotan adalah jahe merah.

Guru Besar Bidang Ilmu Herbal dalam Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair), Prof Dr Prawati Nuraini, mengatakan sifat alami herbal cenderung lebih aman, minim efek samping, dan berkelanjutan.

Dalam penelitiannya, Prof Prawati menemukan, ekstrak jahe merah memiliki aktivitas antibakteri yang mampu menekan infeksi bakteri penyebab karies dan penyakit gusi pada anak.

Tidak hanya itu, jahe merah juga berperan dalam penyembuhan luka pascatindakan medis, perkembangan tulang dan perawatan gigi anak.

Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan

Dalam pengukuhan dirinya sebagai guru besar pada Kamis 24 April 2025, Prof Prawati mengungkapkan, inspirasinya meneliti jahe merah berasal dari Surah Al-Insan dalam Al-Qur'an, yang menyebut jahe sebagai minuman surga.

Dari ayat tersebut, ia mendalami potensi jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) untuk mendukung kesehatan gigi anak.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan tanaman herbal.

Dengan biodiversitas yang kaya, tanaman herbal yang telah digunakan secara tradisional dapat dikembangkan menjadi produk kesehatan yang efektif, ramah lingkungan, dan terjangkau.

Namun, ia mengingatkan, penggunaan herbal tetap memerlukan pengawasan tenaga ahli untuk memastikan efektivitas dan keamanannya.

"Namun demikian, penggunaannya harus tetap dalam pengawasan tenaga ahli dan hanya dalam dosis tertentu agar efektivitasnya tetap maksimal," tegasnya dikutip dari laman UNAIR.

Masalah Gigi di Indonesia

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya solusi inovatif untuk kesehatan gigi.

Dalam program Cek Kesehatan Gratis, masalah gigi tercatat sebagai masalah kesehatan terbanyak yang ditemukan.

Kondisi ini diperburuk fakta bahwa 50 persen Puskesmas di Indonesia belum memiliki dokter gigi.

Data Kementerian Kesehatan mencatat hingga April 2025, baru 7.475 Puskesmas yang memiliki dokter gigi.

Sementara itu, 2.737 Puskesmas lainnya masih belum terlayani.
Ketimpangan distribusi tenaga medis ini paling terasa di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Secara nasional, terdapat kekurangan sekitar 10.309 dokter gigi dibandingkan kebutuhan ideal.

Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi

Sedangkan jumlah lulusan dokter gigi per tahun hanya sekitar 2.650 orang.

Pemerintah saat ini tengah berupaya mempercepat penambahan jumlah dokter gigi dengan berkoordinasi bersama fakultas kedokteran gigi di seluruh Indonesia.***

KONSULTASI

Konsultasi

konsultasikan masalah kesehatan gigi anda pada kami.
Dengan mengisi form di bawah ini