INFO

Mengapa Deteksi Dini dan Proteksi Terhadap Karies Gigi Anak Penting?

09 April 2024

Ilustrasi - Gigi anak.(Pixabay)

Gigisehat - Karies gigi atau dikenal dengan gigi berlubang merupakan penyakit pada gigi akibat infeksi yang disebabkan bakteri dan bersifat irreversible (tidak dapat kembali). Data Kemenkes RI tahun 2018 mencatat 93% anak Indonesia mengalami masalah karies gigi.

Proses pembentukan karies melibatkan demineralisasi atau berkurangnya mineral pada gigi yang akhirnya menyebabkan terbentuknya kavitas atau lubang.

Karies gigi merupakan penyakit yang tidak terjadi dalam satu malam dan sangat mungkin dicegah.

Banyak faktor yang berkontribusi pada terjadinya karies. Penting untuk melakukan deteksi dini untuk mencegah karies, ataupun menyelamatkan dari kerusakan yang lebih parah.

Perawatan pada gigi sulung pada anak sangat penting karena perannya dalam mengunyah, berbicara dan berfungsi sebagai pemelihara ruang alami pada lengkung gigi.

Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan

Gigi permanen muda perlu mendapat perhatian untuk mencegah kerusakan lebih parah yang membuat gigi tersebut tidak dapat dirawat atau harus dilakukan pencabutan.

Jika gigi permanen harus dilakukan pencabutan, perlu dibuatkan gigi palsu untuk mengembalikan fungsi gigi tersebut.

Salah satu konsep yang dikembangkan drg Irene Adyatmaka, DDS, PhD dan tim dalam bukunya Dental Immunization: Urgency To Build Empowerment in Community adalah konsep imunisasi gigi yang merupakan rangkaian proses untuk deteksi dini dan proteksi terhadap karies gigi terutama pada anak-anak.

Konsep tersebut terdiri dari analisis risiko karies, terapi remineralisasi dan melakukan proteksi pada permukaan gigi permanen muda yang sedang erupsi atau tumbuh.

Analisis risiko karies di awal membantu pasien dan orang tua pasien untuk lebih memahami kondisi mereka.

Mereka dapat lebih memahami apa yang sesungguhnya harus dihindari dan diperbaiki dari masing-masing anak.

Selain itu pula, orang tua dan pasien dapat mengetahui potensi mana yang selama ini sudah baik dan dapat ditingkatkan. Hasil setiap anak akan berbeda beda.

Gigi yang terdapat bercak putih (white spot) dan garis hitam memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk mengalami gigi berlubang dibanding gigi tanpa white spot dan garis hitam, sehingga perlu menghentikan kondisi tersebut.

Proses demineralisasi dapat diatasi dengan penggunaan vitamin gigi yang mengandung CPP-ACP (Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate) dimana kandungan kalsium dan fosfat didalamnya mengembalikan mineral gigi yang hilang sebelum terbentuk lubang pada gigi dan membantu menetralkan keasaman di dalam rongga mulut.

Garis kehitaman pada gigi permanen muda yang baru erupsi, terutama pada pasien dalam analisis risiko kariesnya menunjukkan risiko tinggi, perlu dilakukan penutupan pembersihan dan penutupan garis kehitaman tersebut dan diberikan proteksi permukaan.

Anak perlu melakukan kontrol rutin ke dokter gigi untuk memantau adanya infeksi baru, pemberian perlindungan aplikasi Fluoride, maupun perbaikan kebiasaan menyikat gigi yang bisa jadi kurang tepat seiring perubahan perkembangan gigi geligi anak.

Pemantauan menyikat gigi ini juga dapat menggunakan dissclosing solution untuk melihat plak yang menempel pada gigi.

Untuk itu, kerjasama antara dokter gigi, orang tua dan pasien sangat dibutuhkan dalam perawatan gigi anak.

Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi

Anjuran AAPD (American Association of Pediatric Dentist) adalah membawa anak periksa ke dokter gigi saat tumbuh gigi susu pertama kisaran usia 1 tahun atau 6 bulan setelah gigi pertama tumbuh.

Kunjungan pertama ini dapat dilakukan deteksi dini kelainan pada rongga mulut anak serta menggali kebiasaan yang perlu diperbaiki dan perlu ditingkatkan.

Selain itu, anak akan mulai berkenalan dengan proses pemeriksaan gigi di dokter gigi.***

Sumber: Kemenkes

REGISTER

Register

Data Diri

Nama
Email
Password
Universitas
Semester
Tempat / Tgl Lahir
Jenis Kelamin
No KTP
Alamat
No telepon / HP