INFO
Mau Putihkan Gigi? Baca Dulu Penjelasan dari Ahli Gigi Ini
30 May 2025

Gigisehat - Tren gigi putih cerah kian digemari, seiring meningkatnya kesadaran akan penampilan. Penelitian menunjukkan, warna gigi berkaitan dengan persepsi daya tarik, usia, dan penilaian sosial lainnya.
Tak heran, berbagai produk pemutih gigi membanjiri pasaran. Namun, apakah semuanya aman?
Dr. Tricia Quartey, dokter gigi sekaligus CEO Noble Dental Care di Brooklyn, New York, mengingatkan tidak semua orang cocok melakukan pemutihan gigi.
Menurutnya, pemilik gigi berlubang, infeksi aktif, atau masalah gusi bisa mengalami iritasi dan peningkatan sensitivitas jika memutihkan gigi.
Quartey, yang juga merupakan juru bicara Asosiasi Dental Amerika menambahkan, tidak semua noda gigi dapat diatasi dengan prosedur pemutihan.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
Warna gigi tertentu dan noda tak bisa merespons pemutihan dan perlu perawatan berbeda.
Karena itu, ia menyarankan untuk memeriksakan gigi terlebih dahulu sebelum menggunakan produk pemutih.
Dua Metode Pemutihan Gigi
Ada dua cara utama untuk memutihkan gigi yaitu melalui perawatan profesional di klinik gigi, atau menggunakan produk pemutih di rumah.
Menurut laman Healthline, pemutihan gigi di klinik menggunakan bahan dengan konsentrasi tinggi, sehingga hasilnya lebih cepat dan efektif.
Namun, biaya perawatan ini cenderung mahal dan biasanya tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan.
Untuk pemutihan mandiri di rumah, Quartey menyarankan memilih produk yang mengandung zat aktif seperti hidrogen peroksida atau peroksida karbamida.
Alasannya, kedua zat itu akan memutihkan gigi dari dalam dan bukan hanya menghilangkan noda.
Produk seperti gel atau plester pemutih biasanya lebih efektif dibanding pasta gigi atau obat kumur, yang mengandung zat aktif dalam jumlah lebih rendah.
Waspada Produk Abrasif
Meski banyak produk beredar, Quartey mengingatkan agar konsumen tidak sembarangan memilih. Produk yang mengandung arang aktif atau baking soda, misalnya, sebaiknya dihindari.
“Benar, gigi terlihat lebih putih tapi karena sebagian enamel tergerus dan sudah pasti tak aman,” ujarnya.
Kehilangan enamel bisa menyebabkan gigi menjadi lebih sensitif, mudah berlubang. Ironisnya, warna gigi justru tampak lebih kuning dalam jangka panjang karena lapisan dalam gigi terekspos.
Hasil Tidak Permanen
Quartey menegaskan bahwa tidak ada metode pemutihan gigi yang memberikan hasil permanen.
Produk yang digunakan di rumah biasanya memudar dalam waktu kurang dari enam bulan.
Sebaliknya, perawatan di klinik dapat bertahan lebih lama. Pilihan lain seperti veneer dan mahkota gigi bisa memberi hasil tahan lama, namun prosedur ini memerlukan komitmen perawatan yang tidak ringan.
Jaga Kebersihan Gigi
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
Daripada terus-menerus mengejar putih instan, Quartey menyarankan untuk fokus pada kebersihan gigi sebagai langkah utama merawat senyum.
"Sikat gigi dua kali sehari dan bersihkan sela-sela gigi sekali sehari," sarannya.
Memutihkan gigi bisa menjadi pilihan, tapi menjaga kesehatan gigi tetap menjadi fondasi utama. Jangan tergoda janji putih kilat jika risikonya adalah kerusakan jangka panjang.***