INFO
Misi Dendy Bangun Kemandirian Bahan Kedokteran dari Sumber Lokal
28 May 2025

Gigisehat - Selepas meraih gelar sarjana, Dendy menjalani masa wajib kerja sebagai dokter gigi umum di sebuah puskesmas di Kalimantan Selatan. Meski terpencil, lokasi penempatan ini justru membuka matanya terhadap realitas dunia praktik.
“Mungkin setahun lebih jadi dokter klinis. Tapi setelah dijalani pengennya malah ke arah riset dan pengembangan teknologi kedokteran gigi saja,” ujarnya.
Tahun 2008, Dendy bergabung dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), mengawali karier sebagai kepala laboratorium anatomi di Fakultas Kedokteran.
Ketika UMS mulai merintis pendirian Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Dendy turut menyusun proposal awal, hingga akhirnya pindah homebase ke FKG dan menjadi kepala laboratorium.
Di tengah tanggung jawab struktural, ia melanjutkan studi S2 di UGM dan mendalami dental biomaterial.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
Ia menemukan fakta mencemaskan: hampir semua bahan kedokteran gigi di Indonesia berasal dari impor.
“Indonesia ini kaya. Tapi hampir semua bahan kedokteran gigi kita impor,” kata Dekan FKG UMS tersebut.
Krisis pasokan bahan saat pandemi COVID-19 memperparah kondisi itu. Banyak praktik kesehatan gigi lumpuh karena keterlambatan pengiriman bahan dari luar negeri.
“Saat itu, banyak praktik kesehatan gigi dan mulut terasa berat. Karena bahannya nggak datang, kita jadi lumpuh dalam waktu yang cukup lama,” ungkapnya.
Merespons krisis tersebut, Dendy mulai mengembangkan bahan alternatif dari sumber lokal.
Ia meneliti bunga telang (Clitoria ternatea) sebagai bahan dasar pasta gigi.
Setelah dua tahun pengujian terhadap bakteri Streptococcus mutans dan jamur Candida albicans, hasilnya positif.
Pasta gigi berbahan bunga telang terbukti efektif sebagai agen antibakteri dan antijamur alami.
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Scopus dan kini menuju tahap komersialisasi.
Tak berhenti di situ, ia juga meneliti potensi ekstrak bawang putih (Allium sativum L.) sebagai pelarut bahan cetak gigi (alginat).
Kandungan aktif allicin menunjukkan kemampuan menghambat mikroorganisme patogen, termasuk jamur penyebab kandidiasis.
“Menariknya karena bawang putih ini mudah diperoleh. Larutan bawang putih juga berpotensi menghambat infeksi silang antara pasien dengan dokter,” jelasnya.
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
Dari ketekunannya meneliti, Dendy telah memegang dua hak paten dan beberapa hak cipta inovasi edukasi.
Kini, ia memimpin FKG UMS menuju visi besar: menjadi pusat pengembangan bahan alam untuk kedokteran gigi.
“Kalau bahan dari luar mahal dan tidak tersedia, kita tidak bisa bekerja. Kalau kita punya bahan yang tumbuh di kebun sendiri, kenapa harus beli dari luar?” pungkasnya.***
Sumber: ums.ac.id