INFO
Karies Gigi pada Anak: Masalah Kesehatan yang Kerap Diabaikan
02 July 2025

Gigisehat - Karies gigi pada anak masih menjadi masalah kesehatan yang sering luput dari perhatian banyak orang tua. Padahal, menurut para ahli, kondisi ini bukan hanya soal estetika atau kenyamanan, melainkan dapat berdampak serius terhadap kesehatan dan kualitas hidup anak secara menyeluruh.
Karies atau gigi berlubang terjadi ketika jaringan keras gigi mengalami kerusakan akibat aktivitas bakteri.
Bakteri tersebut mengubah sisa makanan menjadi asam yang mengikis email dan dentin gigi, hingga akhirnya menimbulkan lubang.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
Dr. drg. Laelia Dwi Anggraini, Sp.KGA., dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sekaligus dokter spesialis gigi anak di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UMY, menjelaskan, anak-anak memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap karies dibandingkan orang dewasa.
“Penyakit ini terjadi akibat kombinasi dari empat faktor utama, yaitu bakteri, kondisi gigi, makanan, serta waktu yang memungkinkan karies berkembang. Kurangnya kebersihan mulut yang didukung oleh faktor lingkungan turut memperparah kondisi tersebut,” ujarnya dikutip dari laman umy.ac.id.
Ia menambahkan bahwa karies merupakan hasil dari kombinasi empat faktor utama, yaitu bakteri, kondisi gigi, makanan, serta waktu. Kurangnya kebersihan mulut yang diperparah oleh lingkungan yang tidak mendukung akan semakin memperburuk kondisi ini.
Konsumsi Makanan Kariogenik Jadi Pemicu
Salah satu penyebab utama karies pada anak adalah konsumsi makanan kariogenik, seperti makanan manis dan lengket.
Gejala awal biasanya tampak dari perubahan warna gigi anak, yang semula putih mengilap berubah menjadi putih keabu-abuan, kemudian coklat, dan akhirnya menghitam serta berlubang.
“Karies gigi pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah konsumsi makanan kariogenik, seperti makanan manis dan lengket. Kebiasaan minum susu menggunakan botol di malam hari juga bisa menjadi pemicu, apalagi jika susu dibiarkan menggenang di rongga mulut,” jelasnya.
Meskipun konsumsi makanan manis tidak harus dihindari sepenuhnya, drg. Laelia menegaskan pentingnya pengendalian frekuensi serta kedisiplinan dalam menjaga kebersihan mulut setelah mengonsumsinya. Orang tua diimbau untuk membiasakan anak berkumur dan menyikat gigi setelah makan.
Mitos tentang Gigi Susu yang Masih Dipercaya
Sayangnya, masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu dirawat karena akan tanggal dan digantikan oleh gigi permanen. Padahal, menurut drg. Laelia, anggapan ini keliru.
Menurutnya, gigi susu memiliki peran penting dalam proses mengunyah makanan, membantu anak berbicara dengan jelas, serta menjadi penunjuk arah tumbuhnya gigi permanen,” katanya.
Bahkan, jika karies tidak segera ditangani dan menjalar hingga ke saraf, infeksi dapat mengenai benih gigi permanen dan mengganggu proses tumbuhnya. Hal ini bisa menyebabkan gigi permanen tumbuh tidak sempurna, yang tentunya berdampak pada kesehatan mulut anak dalam jangka panjang.
Langkah Pencegahan Efektif
Untuk mencegah karies sejak dini, drg. Laelia menyarankan beberapa langkah penting. Pertama, membiasakan anak menyikat gigi secara rutin pada pagi, sore, dan malam hari, terutama sebelum tidur.
Kedua, membatasi konsumsi makanan manis dan lengket, idealnya hanya satu kali dalam seminggu.
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
Ketiga, menerapkan pola makan sehat yang kaya kalsium melalui konsumsi real food guna mendukung pertumbuhan dan kekuatan gigi. Keempat, orang tua perlu membawa anak untuk periksa gigi ke dokter setidaknya setiap enam bulan sekali.
“Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Dengan menjaga kebersihan gigi, menerapkan pola makan yang sehat, dan rutin memeriksakan gigi ke dokter, anak akan tumbuh dengan gigi yang kuat, sehat, dan terhindar dari gangguan mulut. Ini adalah bentuk investasi jangka panjang bagi kualitas hidup anak,” pungkasnya.
Dengan edukasi yang tepat dan keterlibatan aktif orang tua, risiko karies gigi pada anak dapat ditekan secara signifikan, membuka jalan bagi generasi muda yang lebih sehat dan percaya diri.***