INFO

Kerap Diabaikan, Gigi Susu Rusak Bisa Picu Masalah Jangka Panjang

25 May 2025

Ilustrasi - Gigi anak.(Pixabay)

Gigisehat - Banyak orang tua menganggap gigi susu tidak penting karena sifatnya yang sementara. Padahal, anggapan ini justru bisa menjadi awal dari berbagai masalah kesehatan mulut anak di masa depan.

drg Wanda Karisma SpKGA, dokter gigi anak sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), menegaskan, gigi susu memiliki peran sangat penting dan tidak bisa diabaikan.

“Gigi susu memiliki peran vital dalam menunjang pertumbuhan, kesehatan rongga mulut, hingga membentuk kepribadian anak,” ujarnya dikutip dari laman Umsida.

Lebih dari Sekadar Mengunyah

Fungsi gigi susu tak hanya membantu anak mengunyah makanan. Gigi ini juga menjadi penopang struktur rahang dan memberi panduan arah tumbuh bagi gigi permanen.

Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan

Jika gigi susu rusak atau hilang sebelum waktunya, konsekuensinya bisa sangat serius.

“Gigi susu yang rusak atau dicabut terlalu dini tanpa alasan medis dapat membuat gigi tetap tumbuh tidak pada tempatnya,” terang drg Wanda.

Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah ortodontik, seperti gigi berjejal atau tidak sejajar, yang biasanya mulai terlihat saat anak menginjak usia remaja hingga dewasa.

“Inilah awal dari berbagai masalah ortodontik yang kerap muncul di usia remaja hingga dewasa,” imbuhnya.

Waktu Tumbuh dan Peran Gigi Susu

Pertumbuhan gigi susu biasanya dimulai saat bayi berusia 6–7 bulan.

Gigi seri bawah menjadi yang pertama muncul, disusul gigi lainnya seperti seri atas, taring, dan geraham.

Jumlah total gigi susu adalah 20, dan biasanya seluruhnya tumbuh pada usia 2–3 tahun.

Faktor genetik, asupan nutrisi, dan kondisi kesehatan secara umum memengaruhi proses ini.

Karena itu, penting bagi orang tua untuk memantau pertumbuhan gigi anak secara saksama dan memberikan stimulasi serta perawatan yang tepat.

Tanda-Tanda Tumbuh Gigi 

Masa tumbuh gigi (teething) sering kali membuat bayi rewel dan tidak nyaman.

drg Wanda menyebutkan beberapa gejala umum yang bisa dikenali orang tua, antara lain:

- Produksi air liur meningkat

- Gusi bengkak dan kemerahan

- Anak rewel dan susah tidur

- Sering menggigit benda

- Nafsu makan berkurang

- Menarik telinga atau menggaruk pipi

- Kadang disertai demam ringan

Untuk meredakan ketidaknyamanan, orang tua bisa menggunakan beberapa cara sederhana namun efektif, seperti memberikan teether dingin, potongan buah segar dari kulkas, atau mengusap gusi bayi dengan kain bersih yang lembap.

Jika diperlukan, konsultasikan pada dokter gigi anak untuk pemberian obat pereda nyeri yang aman sesuai usia.

Mulai Perawatan Sejak Gigi Pertama

drg Wanda menekankan pentingnya memulai perawatan gigi sejak dini, bahkan sejak gigi pertama tumbuh.

“Ini penting untuk mencegah karies gigi sejak dini dan membiasakan anak tidak takut ke dokter gigi,” tegasnya.

Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi

Anak dianjurkan untuk mengunjungi dokter gigi pertama kali saat gigi susu pertama tumbuh, atau paling lambat usia 1 tahun.

Kebiasaan ini tidak hanya membantu mendeteksi masalah gigi sejak awal, tetapi juga membentuk sikap positif anak terhadap perawatan gigi.

Orang tua disarankan menggunakan sikat gigi khusus untuk balita dan menyikat gigi anak dua kali sehari. Untuk anak di bawah usia dua tahun, sebaiknya tidak menggunakan pasta gigi berfluoride kecuali anak sudah bisa berkumur dengan baik.***

REGISTER

Register

Data Diri

Nama
Email
Password
Universitas
Semester
Tempat / Tgl Lahir
Jenis Kelamin
No KTP
Alamat
No telepon / HP