INFO
Rasa Malu Jadi Penghalang Perawatan Kesehatan Gigi, Terutama pada Lansia
14 October 2025

Gigisehat - Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam National Library of Medicine pada akhir September mengungkap, rasa malu terhadap kondisi gigi atau dental shame dapat menjadi penghalang serius bagi seseorang, terutama para lansia untuk mencari perawatan kesehatan gigi.
Penelitian ini dilakukan tim dari University of Copenhagen, terdiri dari Louise Folker, Esben Boeskov Øzhayat, dan Astrid Pernille Jespersen.
Mereka bekerja sama dengan Luna Dolezal dari University of Exeter, relawan komunitas Lyndsey Withers, Martha Paisi dari Peninsula Dental School, University of Plymouth, serta dokter gigi Christina Wörle.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
Tim dari University of Copenhagen merupakan bagian dari proyek Lifelong Oral Health, yang fokus meneliti hambatan-hambatan dalam perawatan kesehatan gigi bagi lansia di fasilitas perawatan jangka panjang di Denmark.
Dalam penelitian ini, rasa malu terhadap kondisi gigi diidentifikasi sebagai salah satu faktor penting yang menghambat upaya perawatan.
Profesor Luna Dolezal, yang memimpin proyek riset Shame and Medicine di University of Exeter, menjelaskan, rasa malu memiliki pengaruh besar terhadap perilaku pasien.
“Rasa malu bisa membantu menjelaskan mengapa sebagian orang enggan memperlihatkan gigi mereka kepada dokter gigi, atau mengakui bahwa mereka merokok atau memiliki pola makan yang buruk,” ujarnya dalam pernyataan resmi dari universitas.
Temuan studi ini juga menunjukkan ketidaksetaraan sistemik dalam pelayanan kesehatan gigi turut berkontribusi terhadap timbulnya rasa malu tersebut. Bahkan, struktur biaya layanan kesehatan yang tinggi dapat memperburuk kondisi ini.
“Karena gigi kita sangat terlihat dan menjadi bagian penting dari penampilan serta kesejahteraan secara keseluruhan, rasa malu terhadap kondisi gigi berdampak pada harga diri, interaksi sosial, akses ke pasar kerja, sistem perawatan, dan layanan sosial,” jelas Dolezal.
Lebih lanjut, ia menekankan dampak rasa malu ini bisa merambat ke berbagai aspek kehidupan, tidak hanya soal kesehatan mulut.
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
“Spiral penurunan ini tidak hanya menyangkut kesehatan mulut, tetapi juga berbagai aspek kehidupan lainnya. Penting untuk menciptakan lingkungan yang tidak menghakimi, di mana pasien merasa percaya dan diberdayakan untuk memprioritaskan kesehatan gigi mereka,” tambahnya.
Para peneliti berharap temuan ini bisa mendorong perubahan kebijakan dalam sistem perawatan gigi dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendekatan yang lebih empatik dan inklusif dalam memberikan layanan kesehatan, khususnya bagi kelompok rentan seperti lansia.***
Sumber: oralhealthgroup.com