INFO

Studi Terbaru Ungkap Kaitan Kesehatan Mulut dengan Risiko Demensia

07 February 2025

Menjaga kebersihan mulut dan gigi.(Pexels/Diana)

Gigisehat - Menjaga kebersihan mulut bukan sekadar untuk senyum yang sehat, tetapi juga dapat berpengaruh pada kesehatan otak.

Studi terbaru dari University of Exeter mengungkap bahwa bakteri di mulut bisa berperan dalam meningkatkan atau menurunkan risiko demensia.

Bakteri mulut dan risiko penurunan kognitif

Dalam penelitian ini, ilmuwan menganalisis bakteri mulut dari 120 orang lansia.

Separuh di antaranya mengalami gangguan kognitif ringan atau mild cognitive impairment (MCI), kondisi yang dapat melemahkan daya ingat dan keterampilan berpikir serta meningkatkan risiko demensia.

Separuh lainnya, individu sehat dengan usia yang sama.

Dikutip dari Study Finds, studi yang dipublikasikan di PNAS Nexus menemukan pola unik dalam komunitas bakteri mulut peserta.

Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi

Neisseria dan Haemophilus dikaitkan dengan performa yang lebih baik dalam tes memori dan berpikir.

Sebaliknya, Prevotella dikaitkan dengan skor tes kognitif yang lebih rendah.

Lebih lanjut, penelitian ini juga menemukan, individu dengan gen APOE4—yang diketahui meningkatkan risiko Alzheimer—cenderung memiliki kadar bakteri Prevotella intermedia lebih tinggi. Ini mengindikasikan adanya keterkaitan antara faktor genetik dan komposisi bakteri di dalam mulut.

Peran biokimia pada kesehatan otak

Para peneliti juga meneliti bagaimana bakteri mulut memengaruhi proses biokimia dalam tubuh.

Beberapa bakteri diketahui membantu mengolah nitrat dari makanan seperti bit dan sayuran hijau, yang kemudian diubah menjadi molekul penting bagi sirkulasi darah dan otak.

Orang yang memiliki lebih banyak bakteri Neisseria dan Haemophilus menunjukkan pola mikroba yang mendukung jalur biokimia nitrat, meskipun belum bisa dipastikan apakah hal ini benar-benar meningkatkan pemrosesan nitrat dalam tubuh.

Bakteri penyebab penyakit gusi dan risiko kognitif

Temuan menarik lainnya adalah tingginya kadar Porphyromonas gingivalis—bakteri penyebab penyakit gusi—pada peserta dengan gangguan kognitif ringan dibandingkan mereka yang tidak mengalami masalah kognitif.

Ini semakin memperkuat teori bahwa kesehatan mulut berkaitan erat dengan kesehatan otak.

Tim peneliti juga menemukan kombinasi bakteri tertentu tampaknya memiliki dampak lebih signifikan.

Kombinasi Neisseria-Haemophilus menunjukkan hubungan paling kuat dengan performa tes kognitif, terutama pada peserta yang mengalami gangguan kognitif ringan.

Pentingnya menjaga kebersihan mulut

Meski studi ini belum membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung, temuan ini menegaskan pentingnya menjaga kebersihan mulut, terutama bagi individu dengan risiko genetik tinggi terhadap demensia.

Para ahli merekomendasikan lansia—terutama mereka yang memiliki gen APOE4—untuk lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulut.

Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan

Penelitian lebih lanjut masih diperlukan, namun kebiasaan menyikat gigi secara rutin, menggunakan benang gigi, dan memeriksakan kesehatan gigi secara berkala dapat menjadi langkah sederhana yang berdampak besar pada kesehatan otak.

Satu hal yang pasti, menjaga kesehatan mulut bukan hanya tentang estetika atau mencegah gigi berlubang, tetapi juga menjadi investasi bagi daya ingat dan kesehatan otak di masa tua.*

KONSULTASI

Konsultasi

konsultasikan masalah kesehatan gigi anda pada kami.
Dengan mengisi form di bawah ini