INFO
Pemanfaatan Teknologi Haptic Dukung Pendidikan Kedokteran Gigi
07 April 2023

Gigisehat - Teknologi haptics pertama kali dikembangkan dan diperkenalkan pada tahun 1970-an. Saat ini, teknologi mutakhir berkembang pesat dan semakin populer di kedokteran gigi.
Haptics adalah ilmu dan teknologi transmisi untuk memahami informasi melalui sentuhan.
Dalam beberapa tahun terakhir, haptics telah banyak digunakan dalam pendidikan kedokteran gigi dan kedokteran untuk pembelajaran dan pelatihan.
Ini memungkinkan mahasiswa kedokteran gigi mencapai kompetensi klinis sebelum merawat pasien.
Selain itu juga memberi mahasiswa pengalaman belajar yang unik dan ruang untuk kritik membangun.
Dilansir us.dental-tribune.com, sekitar 20 universitas di dunia menggunakan teknologi untuk mengubah lingkungan belajar siswa.
“Ini penting untuk pendidikan, peningkatan kualitas, dan kalibrasi. Harapan kami adalah menyiapkan siswa yang siap praktik dan terpapar kompleksitas teknologi untuk dapat berhasil dalam revolusi digital yang berkembang dalam kedokteran gigi,” ujar Dr Ali Shazib, profesor asosiasi, asisten dekan dan kepala petugas klinis di Fakultas Kedokteran Gigi, High Point University.
Baru-baru pihak universitas memasang unit simulasi gigi SIMtoCARE pertamanya yang menggunakan teknologi terbaru.
Tujuannya untuk menciptakan pengalaman pelatihan yang realistis untuk melatih dan mendidik siswa kedokteran gigi.
Menurut siaran pers, sekolah kedokteran gigi akan segera memiliki salah satu laboratorium simulasi gigi tercanggih di dunia.
“Ini benar-benar mencerminkan komitmen universitas (mendidik) mahasiswa untuk masa depan perawatan kesehatan, dan sebenarnya ini adalah masa depan pendidikan kedokteran gigi,” kata Dr Scott De Rossi, dekan pendiri sekolah kedokteran gigi.
Handpiece SIMtoCARE terhubung ke motor listrik yang menciptakan kesan realistis bagi siswa untuk mempraktikkan prosedur seperti penambalan gigi dan terapi saluran akar.
Menurut CEO dan salah satu pendiri SIMtoCARE Karel van Gelder, perangkat lunak simulator memberikan pengukuran yang tepat dan umpan balik pasien secara instan serta merekam data.
Simulator SIMtoCARE menggabungkan realitas dengan objek realitas virtual yang memungkinkan siswa mempraktikkan prosedur gigi pada pasien virtual.
Van Gelder membandingkan simulator dengan perangkat pelatihan simulasi penerbangan. Dia mengatakan simulasi penerbangan membuka jalan bagi pengembangan simulator pelatihan gigi SIMtoCARE di Belanda.
“Anda pernah mendengar tentang simulator penerbangan untuk pesawat terbang. Ini adalah simulator untuk dokter gigi, dan memungkinkan Anda berlatih dengan cara yang aman tanpa menemui pasien. Kita bisa meniru rasa gigi asli dengan pulpa di dalamnya,” jelas Van Gelder.
Menurut Kimberly Werth, asisten profesor dan asisten dekan di sekolah kedokteran gigi, sebagian besar program pendidikan kedokteran gigi mengharuskan siswa membeli gigi tiruan.
Gigi tiruan digunakan di dalam model mulut dan harus diganti setelah setiap sesi. Namun, dia mencatat metode ini tidak memanfaatkan nuansa merawat pasien yang sebenarnya.
“Saya pikir peralatan ini akan memungkinkan siswa kami memiliki kesempatan tambahan untuk mempelajari poin-poin penting dari prosedur gigi dan mempraktikkannya secara rutin dengan biaya yang jauh lebih rendah,” kata Werth.
“Dengan ini, mereka bisa berlatih lagi dan lagi. Hal lain yang membuat saya bersemangat tentang ini adalah kemampuan memindai mulut. Pemindaian itu dapat diunduh ke peralatan ini sehingga mereka benar-benar dapat melatih keterampilan dan teknik berulang kali hingga mendekati kesempurnaan. Itu alat yang tak ternilai harganya,” pungkasnya.