INFO
Ingat! Sikat Gigi Saja Tak Cukup, Gusi Bisa Jadi Bom Waktu Kesehatan Tubuh
22 September 2025

Gigisehat - Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), Usman Sumantri mengungkapkan fakta mengejutkan tentang penyakit gusi. Menurutnya, penyakit gusi merupakan permasalahan gigi kedua terbesar di Indonesia setelah gigi berlubang. Ironisnya, masalah serius ini masih sering diabaikan masyarakat.
“Kerap disebut silent killer karena gejalanya muncul secara samar dan tidak menimbulkan rasa sakit terutama di tahap awal,” ujar Usman dalam konpers Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2025 di Jakarta.
Jika dibiarkan, penyakit gusi bukan hanya merusak mulut. Bahayanya bisa menjalar ke seluruh tubuh dan menjadi ancaman tersembunyi bagi kesehatan.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
Dari Gusi Bengkak hingga Gigi Tanggal
Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), Prof. drg. Suryono, menjelaskan, penyakit gusi memiliki dua tahapan yang wajib diwaspadai.
Pertama, gingivitis, yang ditandai dengan gusi bengkak, merah, atau mudah berdarah. Pada tahap ini, kondisi masih bisa dipulihkan jika ditangani dengan benar.
Namun bila terlanjur masuk tahap kedua, periodontitis, kerusakan sudah menjalar ke tulang dan jaringan pendukung gigi.
“Seringkali bersifat irreversible, dimana gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal,” jelas Suryono.
Yang lebih mengerikan, bakteri dari gusi yang terinfeksi bisa masuk ke aliran darah.
“Yang sangat perlu kita waspadai adalah, bakteri dari gusi yang terinfeksi dapat masuk ke aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit sistemik seperti jantung, stroke, diabetes, hingga infeksi pernafasan dan komplikasi kehamilan,” tambahnya.
Cegah Sebelum Terlambat
Solusi sebenarnya sederhana: rajin sikat gigi dengan cara dan waktu yang tepat, serta rutin scaling alias membersihkan karang gigi.
“RSGMP (Rumah Sakit Gigi dan Mulut) juga siap mengedukasi masyarakat untuk terus menjaga kesehatan gusi dengan menyikat gigi dua kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur menggunakan pasta gigi khusus untuk kesehatan gusi, melakukan pembersihan karang gigi secara teratur, serta kontrol rutin ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali,” kata Ketua ARSGMPI, Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes, AAK.
28 Ribu Orang Dapat Perawatan Gratis
Sebagai langkah nyata, Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2025 kembali digelar untuk ke-16 kalinya. Kegiatan ini digagas salah satu brand pasta gigi bersama PDGI, AFDOKGI, dan ARSGMPI.
Mengangkat tema “Cek Gigi dan Gusi – Bebas Biaya, Bebas Cemas, Bebas Ribet”, BKGN 2025 fokus pada edukasi dan layanan kesehatan gigi serta gusi, terutama karena masalah gusi masih kerap diabaikan.
“BKGN 2025 akan memberikan perawatan dan konsultasi gigi dan gusi gratis bagi 28.000 masyarakat, diselenggarakan di 30 Fakultas Kedokteran Gigi dan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan di seluruh Indonesia,” kata drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Personal Care Community Lead Unilever Indonesia.
Layanan yang diberikan pun lengkap, mulai dari pembersihan karang gigi, penambalan, aplikasi fluoride, hingga pencabutan.
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
Tak hanya itu, sebanyak 55 PDGI Cabang akan melakukan edukasi gigi dan gusi ke sekolah-sekolah, bahkan hingga wilayah terpencil seperti Simeulue Aceh, Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah, Jeneponto Sulawesi Selatan, hingga Sorong Papua.***