INFO

Algoritma yang Membaca Senyum: AI dan Revolusi Deteksi Karies Anak

09 September 2025

Ilustrasi - Gigi anak.(Pixabay)

Gigisehat - Di balik senyum mungil seorang anak, sering tersembunyi masalah kesehatan yang kerap tak terlihat mata: early childhood caries (ECC), atau karies gigi pada masa kanak-kanak.

Penyakit ini bukan sekadar lubang kecil di gigi susu—ia bisa memengaruhi tumbuh kembang anak, memicu rasa sakit, infeksi, bahkan berdampak pada kualitas hidup jangka panjang.

Namun, harapan baru kini muncul dari dunia teknologi. Sebuah tinjauan ilmiah terhadap 21 studi yang dilakukan antara 2014 hingga 2024 menunjukkan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI), khususnya algoritma deep learning (DL), mulai membuka jalan untuk mendeteksi sekaligus memprediksi ECC dengan tingkat akurasi yang mencengangkan.

Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan

Dipublikasikan pada 26 Juli di jurnal Nature, penelitian itu menyoroti kemampuan algoritma DL—model jaringan saraf kompleks yang meniru cara otak manusia mengenali pola—dalam mengurai data medis yang besar dan tak terstruktur.

Hasilnya: tingkat akurasi deteksi ECC berkisar antara 78 hingga 86 persen. Sensitivitasnya—kemampuan menemukan kasus positif—berada di rentang 67 hingga 96 persen, sementara spesifisitas—kemampuan mengenali yang benar-benar sehat—berada pada 81 hingga 99 persen.

Untuk prediksi perkembangan ECC di masa depan, angka yang muncul lebih bervariasi: akurasi antara 60 hingga 100 persen, sensitivitas 20 hingga 100 persen, dan spesifisitas 54 hingga 94 persen.

Secara keseluruhan, jika digabungkan dari semua studi, sensitivitas tercatat 80 persen dan spesifisitas 81 persen, dengan interval kepercayaan 95 persen—menandakan efek yang signifikan secara statistik.

Meski menjanjikan, para peneliti mengingatkan bahwa perjalanan teknologi ini belum usai.

“AI menunjukkan potensi besar, tetapi masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk memastikan penerapannya di klinik gigi anak,” demikian kesimpulan mereka.

Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi

Pertanyaannya kini bukan lagi apakah AI bisa mendeteksi karies sejak dini, melainkan kapan teknologi ini akan benar-benar menjadi bagian dari praktik sehari-hari dokter gigi anak.

Jika waktunya tiba, mungkin di masa depan seorang anak tak lagi harus menahan sakit akibat gigi berlubang—karena sebuah algoritma sudah lebih dulu membaca tanda-tandanya.***

Sumber: oralhealthgroup.com

GIGISEHAT

Register

🦷✨ Selamat Datang di Dunia Tanpa Batas Ilmu Kedokteran Gigi!

Anda baru saja memasuki ruang interaktif berbasis Artificial Intelligence yang dirancang khusus untuk menjawab setiap pertanyaan seputar Ilmu Kedokteran Gigi—mulai dari teori dasar, kasus klinis, prosedur perawatan, hingga teknologi terbaru dalam dunia dentistri.

💡 Tanyakan Apa Saja

🧠 Didukung AI mutakhir, sistem ini akan membantu Anda memahami konsep, menyelesaikan studi kasus, hingga mendalami referensi akademik secara efisien dan terpercaya.

⚠ Catatan Penting

Platform ini khusus untuk Dokter Gigi dan Mahasiswa Kedokteran Gigi yang terdaftar secara resmi.

📥 DAFTARKAN DIRI ANDA SEKARANG!

🔒 Akses penuh hanya diberikan kepada pengguna yang telah melakukan registrasi dan verifikasi profesional.
Bergabunglah bersama komunitas cerdas dan berdedikasi di bidang kedokteran gigi.

Data Diri

Nama
Email
Password
Universitas
Semester
Tempat / Tgl Lahir
Jenis Kelamin
No KTP
Alamat
No telepon / HP