INFO
Kisah Siswi MAN yang Tembus SNBP Pendidikan Dokter Gigi UI
06 April 2025

Gigisehat - Menjadi calon mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri ternama menjadi harapan banyak siswa yang ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi. Kebahagiaan ini tengah dirasakan Fajirah Hasana Habeahan yang baru saja lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 di Universitas Indonesia (UI).
Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Humbang Hasundutan (Humbahas) ini diterima di prodi bergengsi, yaitu Pendidikan Dokter Gigi UI.
Fajirah mengaku sangat senang dapat mewujudkan impiannya menjadi mahasiswa UI, terutama di program studi favoritnya.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
Gadis asal Desa Matiti kecamatan Dolok Sanggul itu tak menyangka bisa diterima di perguruan tinggi negeri, apalagi UI.
““Ini adalah suatu kebahagiaan dan kebanggaan terbesar bagi diri, keluarga, dan sekolah saya. Jujur, saya tidak pernah menyangka bahwa saya bisa diterima di PTN melalui SNBP di Universitas Indonesia,” ujarnya dikutip dari laman Kemenag, Sabtu, 5 April 2025.
Fajirah memilih untuk mendaftar di Jurusan Pendidikan Dokter Gigi bukan tanpa alasan.
Sejak kecil, ia memang tertarik pada dunia kesehatan dan bercita-cita berkontribusi dalam bidang kesehatan.
“Saya memilih Program Studi Pendidikan Dokter Gigi karena sejak kecil, saya sangat tertarik dengan bidang kesehatan. Pendidikan Dokter Gigi adalah bidang yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, sehingga saya merasa program studi ini adalah pilihan yang tepat," ungkapnya.
Fajirah Hasana Habeahan asal Desa Matiti, Kecamatan Dolok Sanggul ini bukan hanya cerdas, tapi juga dikenal sebagai siswa yang rajin dan pantang menyerah.
Ia mengikuti program akselerasi baik di tingkat MTs maupun MA, dan pernah meraih Juara III Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Provinsi Sumatra Utara dalam bidang studi Kimia.
Meskipun berasal dari daerah yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar, Fajirah membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih cita-cita.
“Tantangan terbesarnya mungkin perbedaan pembelajaran di desa dengan kota dengan teman-teman di kampus. Mereka pada umumnya sudah lebih matang dalam berpikir dan memiliki pengalaman sosial yang lebih banyak. Namun, saya melihat ini sebagai kesempatan untuk belajar dari mereka. Saya berusaha membangun komunikasi yang baik dan aktif mengikuti kegiatan kampus agar lebih mudah berbaur,” jelasnya.
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
Kesuksesan Fajirah tak lepas dari peran besar orang tua dan lingkungan yang selalu mendukung dan memotivasinya.
Fajirah adalah bukti nyata bahwa peluang besar bisa datang dari tempat kecil. Perjuangannya menginspirasi banyak siswa madrasah lainnya untuk bermimpi besar, belajar giat, dan tidak menyerah pada keterbatasan.***