INFO

Gerigi Denish: Inovasi Tekan Kasus Karies Anak Sekolah

26 October 2025

Ilustrasi - Gigi anak.(Pixabay)

Gigisehat - Kesehatan gigi sering dianggap hal sepele, padahal menjadi fondasi penting bagi tumbuh kembang anak yang optimal. Menyadari itu, Puskesmas Karangsambung meluncurkan inovasi pelayanan publik bertajuk Gerigi Denish (Gerakan Terpadu Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Fluoride Varnish).

Program ini menyasar anak usia sekolah dasar, dengan pendekatan edukatif dan menyenangkan untuk membangun kesadaran menjaga kesehatan gigi sejak dini.

Inovasi ini digagas drg. Dyah Rahmawati, bersama Pratiwi Suciani dan Anisa Purwanti, sebagai respons terhadap tingginya angka karies gigi di wilayah kerja Puskesmas Karangsambung.

Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan

Berdasarkan data di Kabupaten Bekasi tahun 2023, sekitar 75 persen siswa SD di wilayah Karangsambung mengalami masalah gigi dan mulut, sebuah angka yang mencerminkan kondisi cukup memprihatinkan.

“Gerigi Denish kami rancang sebagai gerakan sadar kesehatan, bukan hanya pemeriksaan atau pengobatan. Kami ingin anak-anak memahami bahwa menjaga gigi itu bagian dari menjaga diri sendiri,” ujar drg. Dyah Rahmawati, Jumat 24 Oktober 2025.

Edukasi Berkelanjutan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut

Menurut Dyah, Gerigi Denish bukan sekadar program pemeriksaan rutin, tetapi juga bentuk pendidikan Kesehatan berkelanjutan. Anak-anak diajak memahami anatomi mulut, mengenal bahaya makanan manis berlebihan, hingga mempraktikkan teknik menyikat gigi yang benar.

"Kami ingin kebiasaan itu lahir dari kesadaran, bukan karena disuruh. Saat kesadaran sudah tumbuh, perilaku sehat akan menetap,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dyah menekankan bahwa gigi bukan hanya soal estetika, melainkan juga berpengaruh terhadap nutrisi dan kepercayaan diri anak. Karies gigi yang tidak ditangani dapat menurunkan nafsu makan, mengganggu proses mengunyah, dan berdampak pada status gizi anak.

“Gigi sehat artinya anak bisa makan dengan nyaman dan tumbuh optimal. Itu sebabnya kami kaitkan juga program ini dengan upaya pencegahan stunting,” jelasnya.

Belajar Sambil Bermain untuk Tumbuhkan Kesadaran

Dalam implementasinya, Gerigi Denish mengusung metode pembelajaran berbasis aktivitas. Anak-anak diajak menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta berfluorida, mengenali fungsi mulut, serta menonton video edukasi dan lagu tematik.

“Setiap senyum anak yang sehat adalah cermin keberhasilan kecil kami. Kalau mereka sudah bisa menyikat gigi dengan benar tanpa disuruh, berarti pendidikan kesehatan ini berhasil menanamkan kebiasaan baik yang akan mereka bawa seumur hidup,” kata Dyah.

Pendekatan Sistematis dan Kolaboratif

Pratiwi Suciani, SKM, menjelaskan Gerigi Denish dirancang secara sistematis dan kolaboratif, melibatkan sekolah, orang tua, hingga akademisi. Program diawali dengan skrining pengetahuan melalui Google Form untuk memetakan tingkat pemahaman siswa dan orang tua tentang kesehatan gigi.

Tahap selanjutnya adalah penyuluhan interaktif dengan alat peraga dan video animasi mengenai cara menyikat gigi yang benar, bahaya karies, serta peran fluorida dalam memperkuat enamel gigi.

"Anak-anak sangat antusias karena kami tidak mengajar seperti di kelas. Mereka kami ajak bermain sambil belajar,” kata Pratiwi.

Kegiatan dilanjutkan dengan sikat gigi massal yang menjadi favorit siswa karena dilakukan bersama teman-teman, dan kemudian pengolesan Fluoride Varnish, yaitu zat pelindung gigi yang terbukti aman dan efektif dalam mencegah karies.

“Kami ingin kegiatan ini menjadi rutinitas bulanan, bukan sekadar program seremonial,” lanjutnya.

Dukungan Akademisi dan Dampak Signifikan

Menariknya, program ini juga mendapat dukungan dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKGUI). Para akademisi berperan dalam pendampingan, pemeriksaan awal, serta memberikan bantuan bahan medis dan edukasi bagi guru UKS.

Setelah satu tahun berjalan, hasilnya terlihat nyata. Kasus penyakit gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas Karangsambung turun dari 75 persen menjadi 48 persen. Anak-anak semakin sadar pentingnya menjaga kebersihan gigi, sementara orang tua turut aktif mengawasi kebiasaan menyikat gigi anak.

Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi

“Bagi kami, ini bukan sekadar program kesehatan, tapi gerakan perubahan perilaku. Kalau sejak kecil anak-anak sudah punya kesadaran untuk menjaga gigi dan mulutnya, maka di masa depan mereka akan tumbuh menjadi generasi yang sehat, percaya diri, dan berdaya,” tutup Dyah.

Ia menambahkan, inovasi ini diharapkan tidak hanya berdampak positif bagi anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Karangsambung, tetapi juga menjadi contoh komitmen pemerintah daerah dalam pelayanan publik yang berkualitas di bidang kesehatan masyarakat.***

Sumber: bekasikab.go.id

GIGISEHAT

Register

🦷✨ Selamat Datang di Dunia Tanpa Batas Ilmu Kedokteran Gigi!

Anda baru saja memasuki ruang interaktif berbasis Artificial Intelligence yang dirancang khusus untuk menjawab setiap pertanyaan seputar Ilmu Kedokteran Gigi—mulai dari teori dasar, kasus klinis, prosedur perawatan, hingga teknologi terbaru dalam dunia dentistri.

💡 Tanyakan Apa Saja

🧠 Didukung AI mutakhir, sistem ini akan membantu Anda memahami konsep, menyelesaikan studi kasus, hingga mendalami referensi akademik secara efisien dan terpercaya.

⚠ Catatan Penting

Platform ini khusus untuk Dokter Gigi dan Mahasiswa Kedokteran Gigi yang terdaftar secara resmi.

📥 DAFTARKAN DIRI ANDA SEKARANG!

🔒 Akses penuh hanya diberikan kepada pengguna yang telah melakukan registrasi dan verifikasi profesional.
Bergabunglah bersama komunitas cerdas dan berdedikasi di bidang kedokteran gigi.

Data Diri

Nama
Email
Password
Universitas
Semester
Tempat / Tgl Lahir
Jenis Kelamin
No KTP
Alamat
No telepon / HP