INFO
Christopher Ernesto Budi, Lulusan Termuda Spesialis Periodonsia FKG UGM
14 August 2025

Gigisehat - Di usia 28 tahun, Christopher Ernesto Budi berhasil mencatat prestasi gemilang. Ia resmi menyandang gelar Spesialis Periodonsia dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada (UGM) hanya dalam waktu tiga tahun, sekaligus menjadi lulusan termuda untuk program spesialis tersebut.
Prestasi ini diraihnya saat wisuda Program Pascasarjana UGM, bersama 916 lulusan lainnya di Grha Sabha Pramana, Rabu 23 Juli 2025.
Menurut Christopher, keberhasilannya lahir dari ketekunan, manajemen waktu yang ketat, dan komitmen pribadi yang kuat, meski harus membagi waktu antara kuliah dan praktik.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
“Saya pagi sampai sore di rumah sakit, lalu malamnya praktik. Tugas akademik biasanya dikerjakan mulai jam sembilan malam sampai dini hari,” ujar Christopher dikutip dari laman UGM, Selasa 12 Agustus 2025.
Ia mengakui ritme ini jauh dari seimbang, tetapi menjadi bagian dari perjuangan yang harus dijalani.
Setelah menyelesaikan pendidikan S1 Kedokteran Gigi UGM, Christopher memutuskan langsung melanjutkan ke program spesialis hanya setahun setelah lulus.
Keputusan itu berbekal kecocokan dengan bidang yang ditekuninya dan kesempatan yang datang lebih awal.
Menariknya, menjadi dokter gigi bukanlah cita-cita awalnya.
“Awalnya saya malah nggak kepikiran masuk dokter gigi. Tapi setelah menjalani perkuliahan di UGM ternyata malah suka dan cocok, makanya lanjut spesialis karena program ini juga masih jarang,” ungkapnya.
Motivasi terbesarnya datang dari keluarga. Latar belakang keluarga buruh menjadi pemicu tekadnya untuk mengangkat derajat orang tua.
“Saya tahu menyekolahkan saya di kedokteran gigi itu bukan hal yang ringan. Jadi, ini semua untuk membanggakan orang tua saya,” ucapnya.
Meski harus mengorbankan banyak waktu tidur demi belajar, Christopher tetap dikenal rendah hati dan gigih.
Ia memanfaatkan lingkungan UGM sebagai ruang tumbuh, membangun relasi, dan memperkaya pengalaman akademiknya.
“Saya merasa beruntung bisa menempuh pendidikan di UGM yang mana tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan itu,” katanya.
Kepada mahasiswa lain, ia berpesan untuk tetap konsisten dan tidak cepat puas.
“Selesaikan apa yang sudah dimulai dan jangan pernah sombong. Harus percaya bahwa semua yang dilakukan dan dikorbankan akan membuahkan hasil,” pesannya.
Keberhasilan Christopher bukan hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga memperkuat komitmen UGM dalam mencetak tenaga profesional unggul di bidang kesehatan.
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
Melalui kurikulum berbasis riset, pelayanan, dan pengabdian, FKG UGM membentuk lulusan yang tak hanya cakap secara klinis, tetapi juga memiliki empati dan semangat pengabdian tinggi.
Cerita Christopher menjadi bukti bahwa kerja keras, ketulusan, dan komitmen mampu mengantarkan siapa saja menuju keberhasilan, meski jalannya penuh pengorbanan.***