INFO
Prihatin Karies Gigi, Mahasiswa UNAIR Raih Juara 2 Temu Ilmiah Remaja
10 August 2025

Gigisehat - Dimas Prasetianto Wicaksono meraih Juara 2 kategori Original Research dalam ajang Temu Ilmiah Nasional Internasional (TIMNASS) X Scientific Award yang digelar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR), Jumat–Sabtu 1–2 Agustus 2025.
Dimas adalah mahasiswa Program Spesialis-1 Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNAIR.
Dengan bimbingan Prof. Udijanto Tedjosasongko drg., PhD., Subsp PKOA(K), Dimas mempresentasikan penelitian berjudul Combination of Nitrite-Fluoride Enhances Its Antibacterial Power to Inhibit Oral Pathogenical Bacteria as an Innovation to Prevent the Oral Disease.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
Riset ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yang lahir dari keprihatinannya terhadap tingginya angka karies gigi di masyarakat.
“Topik ini berawal dari kesedihan saya melihat angka karies yang tetap tinggi. Tujuan akhirnya adalah membuat produk kedokteran gigi berbahan kombinasi nitrit dan fluoride,” ujar Dimas dikutip dari laman UNAIR.
Kombinasi Unik dengan Efek Lebih Kuat
Menurut Dimas, penelitian ini bertujuan menilai potensi kombinasi senyawa nitrit dan fluoride sebagai antibakteri yang lebih efektif dibandingkan penggunaan tunggal.
“Masing-masing senyawa memiliki keunikan tersendiri, dan ketika dikombinasikan justru memberikan efek positif yang lebih besar,” jelasnya.
Riset yang masih berada di tahap in vitro ini menggunakan metode uji laboratorium terhadap dua bakteri patogen mulut: Streptococcus mutans yang dominan pada kasus karies, dan Porphyromonas gingivalis yang menjadi penyebab utama periodontitis.
“Hasilnya signifikan. Kombinasi nitrit dan fluoride menunjukkan daya antibakteri yang luar biasa terhadap kedua jenis bakteri tersebut,” ungkap Dimas.
Peluang Besar untuk Inovasi Kedokteran Gigi
Meski masih tahap awal, Dimas optimistis penelitiannya bisa berkembang menjadi produk nyata di masa depan.
Ia menekankan, kombinasi ini belum pernah digunakan sebelumnya, sehingga membuka peluang besar untuk inovasi di bidang pencegahan penyakit mulut.
“Bahan ini belum ada, jadi harus diteliti lebih lanjut. Tapi potensinya luar biasa, tidak hanya untuk gigi anak, tapi juga untuk dunia kedokteran gigi secara umum, terutama di Indonesia,” imbuhnya.
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
Meski waktu penelitian menjadi kendala, semangat Dimas untuk mengembangkan riset ini tak surut.
Ia berkomitmen melanjutkannya hingga bisa diaplikasikan secara luas demi kesehatan gigi masyarakat.***