INFO
Viral 'Anak Gigi Perak': Antara Stigma dan Penjelasan Medis
06 August 2025

Gigisehat - Fenomena sekelompok anak menyeringai lebar memperlihatkan gigi kecil dilapisi 'topi perak' sedang ramai diperbincangkan di platform TikTok, terutama dengan tagar #silverteethbehavior.
Meme “Anak bergigi perak” kerap diidentikkan dengan anak hiperaktif dan tidak patuh.
Urban Dictionary menggambarkan anak gigi perak adalah anak nakal yang biasanya sarapan dengan takis dan soda, sering mengumpat, dan nakal.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
Salah satu unggahan viral di TikTok telah ditonton lebih dari satu juta kali.
Tayangan ini menampilkan testimoni orangtua yang menceritakan, putrinya menjadi anggota brigade gigi perak.
Menurutnya, banyak orang menarasikan anak bergigi perak adalah 'penjahat'. Bernarkan demikian?
Penjelasan Medis Tentang Gigi Perak
Di balik viralnya meme dan stigma, terdapat penjelasan medis yang lebih penting untuk diketahui.
Scott D. Smith, DDS, MS, Presiden Akademi Kedokteran Gigi Anak Amerika, menjelaskan, jika anak mengalami kerusakan gigi, dokter gigi anak akan memasang penutup perak pada gigi susu.
Tujuannya untuk menjaga kesehatan mulut hingga gigi dewasa tumbuh.
“Setelah gigi susu tanggal dan gigi dewasa tumbuh, gigi perak tidak akan ada lagi di dalam mulut mereka,” ujarnya.
Menurut National Institute of Dental and Craniofacial Research, kerusakan gigi terjadi ketika bakteri di mulut bercampur dengan gula dan pati dari makanan.
Kombinasi ini dapat menghasilkan asam yang merusak email gigi.
Masalah pada gigi ini disebabkan pola makan dan kebersihan mulut yang tidak terjaga.
Pada anak, kerusakan gigi susu terjadi karena karies atau gigi berlubang. Biasanya dimulai dari gigi depan dan merambat hingga ke gigi belakang.
“Umumnya ini disebabkan anak-anak yang tidur dengan botol susu atau menyusu di malam hari,” kata dr. Smith.
Lidah memposisikan susu pada bagian belakang gigi dan kerusakan enzim susu di dalam mulut dalam semalam mendorong pembusukan.
Hal ini dapat dicegah dengan membersihkan gigi setelah menyusu di malam hari.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit ini lebih umum terjadi pada anak dan remaja di Amerika Serikat dibanding penyakit kronis lainnya.
Lebih dari setengah anak berusia 6-8 tahun mengalami gigi berlubang pada gigi susu.
Anak dari orang tua berpenghasilan rendah dua kali lebih mungkin memiliki gigi berlubang yang tidak dirawat dibandingkan meraka yang orang tuanya berpenghasilan tinggi.
Pencegahan dan Perawatan
Beberapa perawatan untuk gigi susu yang membusuk meliputi penambalan tradisional dan perawatan silver diamine fluoride (SDF).
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
Namun, penggunaan topi perak mungkin disarankan untuk pembusukan yang parah.
Dengan demikian, topi perak bukan simbol kenakalan, melainkan bagian dari perawatan medis untuk menyelamatkan kesehatan gigi anak-anak.***