INFO
Mitos Seputar Gigi: Tidak Semua yang Kamu Percaya Itu Benar
06 July 2025

Gigisehat - Selama bertahun-tahun, banyak orang mempercayai berbagai informasi soal kesehatan gigi tanpa menyadari sebagian di antaranya hanyalah mitos. Beberapa bahkan justru bisa menyesatkan dan berdampak buruk pada kesehatan mulut jika dipercaya mentah-mentah.
Berikut penjelasan menarik dari Dr. Gerry Curatola, seorang dokter gigi yang berbagi wawasan melalui Fox News.
1. Gula Bukan Penyebab Utama Gigi Berlubang
Sejak kecil kita dicekoki anggapan bahwa makan permen atau makanan manis otomatis menyebabkan gigi berlubang.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
Faktanya, menurut Dr. Curatola, pelaku utamanya adalah kuman dan bakteri, bukan gula itu sendiri.
Kuman terbentuk dari karbohidrat—bukan hanya dari permen, tapi juga dari buah, sayur, dan makanan pokok lainnya.
Ketika bakteri ini menghasilkan asam dan bercampur dengan air liur, terbentuklah plak dan karang gigi yang bisa merusak enamel.
Jadi, menyikat gigi secara rutin dan menjaga kebersihan mulut tetap jadi kunci, bukan sekadar menghindari gula.
2. Pemutih Gigi Bisa Aman, Asal Tak Berlebihan
Banyak orang takut memutihkan gigi karena khawatir bisa merusak enamel. Padahal, bahan seperti hidrogen peroksida dalam jumlah wajar masih aman digunakan.
Masalah muncul jika kandungan asam dalam produk pemutih terlalu tinggi atau jika digunakan secara berlebihan tanpa panduan dokter.
Alih-alih gigi jadi putih berkilau, yang ada justru enamel menipis dan gigi makin sensitif.
3. Tambalan Amalgam dan Isu Merkuri
Tambalan gigi berwarna abu-abu yang dikenal dengan amalgam memang efektif, tapi kandungan 52% merkuri di dalamnya menimbulkan kekhawatiran.
Dr. Curatola menjelaskan bahwa merkuri bisa menguap saat kita minum sesuatu yang panas atau sedang mengunyah.
Dalam jangka panjang, paparan merkuri berlebih bisa berdampak pada kesehatan otak, sistem imun, bahkan kesehatan mental.
Meskipun masih digunakan secara luas, banyak dokter gigi kini mulai beralih ke bahan tambal alternatif yang lebih aman.
4. Cairan Kumur Beralkohol Tidak Selalu Baik
Selama ini cairan kumur dengan alkohol dianggap lebih “kuat” untuk membunuh kuman.
Namun, penelitian sejak 1970-an telah mengaitkan penggunaan rutin cairan kumur alkoholik dengan risiko kanker mulut.
Meskipun hubungan langsungnya masih diperdebatkan—karena sebagian besar pengguna juga adalah perokok dan peminum alkohol -Dr. Curatola menyarankan untuk menghindari produk berkadar alkohol tinggi.
Alkohol bisa menyebabkan mulut kering, merusak keseimbangan mikroba alami di mulut (microbiome oral), dan justru memperburuk kondisi mulut.
5. Gigi Bungsu Masih Perlu? Belum Tentu
Gigi bungsu sering kali dianggap tidak punya fungsi, hanya muncul untuk bikin sakit. Tapi sebenarnya, gigi ini adalah organ vestigial -bagian tubuh yang dulu punya fungsi, tapi sekarang tidak lagi penting.
Menurut Curatola, selama tidak menimbulkan rasa sakit, infeksi, atau pertumbuhan miring yang menekan gigi lain, gigi bungsu tidak perlu dicabut.
Masalah baru muncul jika gigi ini tumbuh tanpa ruang, menyebabkan luka, atau menciptakan kista dalam rahang.
Jangan Percaya Mitos, Percayalah pada Sains
Banyak hal yang kita anggap benar soal gigi ternyata butuh dikaji ulang.
Dari mitos soal gula hingga gigi bungsu, semua perlu dilihat dari sudut pandang medis yang lebih objektif.
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
Jadi, sebelum mengambil keputusan tentang kesehatan gigi, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter gigi -bukan hanya ikut-ikutan tren atau cerita lama yang belum tentu benar.***