INFO
Banyak Orang Ingin Memutihkan Gigi, Apakah Ini Berbahaya?
22 January 2024

Gigisehat - Banyak orang memutihkan gigi mereka. Ada yang ke dokter gigi, ada pula yang melakukannya sendiri di rumah. Apakah pemutihan gigi benar-benar berbahaya?
Orang lanjut usia (lansia) menginginkan gigi lebih putih – ini menjadi tantangan tersendiri.
Line Bjerklund Pedersen adalah seorang dokter gigi yang juga ketua dewan etik Asosiasi Gigi Norwegia.
Dia mengatakan menyoroti perawatan gigi terutama untuk tujuan kosmetik yang tidak diperlukan karena berpotensi merusak enamel.
Menurut Pedersen, gigi orang lansia lebih rentan terhadap kerusakan.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
Terlebih lagi, memutihkan gigi yang berubah warna seiring bertambahnya usia bukan pekerjaan mudah.
“Ini hampir mustahil. Setiap pemutihan juga akan memudar. Jika Anda terus memutihkannya, kemungkinan besar gigi Anda akan rusak,” ujarnya dikutip dari sciencenorway.no.
Pedersen menyarankan dokter gigi untuk menghindari layanan pemutihan gigi, kecuali ada alasan yang berhubungan dengan kesehatan.
Aida Mulic peneliti senior di Nordic Institute of Dental Materials (NIOM) menegaskan pemutihan gigi dengan metode modern dalam kondisi terkendali di dokter gigi adalah pilihan paling tepat.
“Namun bahan pemutih bersifat asam tidak kami sarankan untuk terlalu sering digunakan,” kata Mulic.
Pemutihan gigi bagian dari pengobatan
Suatu pengobatan harus selalu dilakukan berdasarkan diagnosis sesuai aturan etika kedokteran gigi.
Langkah pentingnya mencari tahu apakah pasien mendapat manfaat dari pengobatan itu.
Seringkali, hal ini baru diketahui setelah pengobatan dimulai.
Beberapa pasien mengalami efek samping sangat parah sehingga pengobatan dihentikan.
“Beberapa pasien melaporkan sensitivitas. Itu adalah reaksi saraf. Itu tidak berbahaya tapi terasa tidak enak,” kata Mulic.
Mulic menyebut banyak manfaat pemutihan gigi sebagai pengobatan, bukan kosmetik.
“Pemutihan gigi efektif jika ada alasan masuk akal untuk menjalani perawatan,” katanya.
Beberapa pasien mengalami kerusakan gigi yang menyebabkan warnanya menjadi keabu-abuan atau bermasalah dengan email gigi.
“Dalam kasus seperti itu, pemutihan gigi adalah metode lebih lembut dibandingkan penambalan, mahkota gigi, laminasi, dan veneer,” katanya.
Mulic meyakini banyak orang lebih menyukai warna alami gigi yang sehat. Namun persoalannya orang bisa membeli produk pemutih gigi secara online.
“Menjadi masalah jika masyarakat bisa membeli produk (pemutih) sendiri. Pasien memesan dari toko kosmetik atau online. Kami tidak memiliki kendali penuh atas apa yang digunakan di luar sana.”
Dia mengatakan pasar online berasumsi lebih banyak orang ingin melakukan pemutihan gigi sendiri dibanding ke dokter gigi.
Padahal, jika pergi ke dokter gigi untuk memutihkan gigi, perawatannya akan disesuaikan dengan kebutuhan.
Hal itu tidak berlaku jika orang membeli produk pemutih gigi di toko kosmetik.
Bahan pemutih yang digunakan di dokter gigi juga memiliki konsentrasi sesuai kebutuhan untuk mencapai efek pemutihan.
Makanan yang mengandung pewarna seperti kopi, teh, dan selai blueberry dapat menyebabkan perubahan warna gigi.
Perubahan warna ini seringkali bisa dihilangkan dengan mengunjungi dokter gigi.
Mulic mengingatkan untuk berhati-hati dalam menggunakan pasta gigi yang mengandung bahan abrasif.
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
Dia mengajak orang untuk lebih memikirkan kesehatan gigi dibandingkan gigi putih.
“Untuk menjaga gigi dan mencegah gigi berlubang, penting menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi mengandung fluoride,” pungkasnya.***