INFO

Terapi Berbasis Cahaya Dinilai Efektif Atasi Infeksi Gigi dan Mulut

22 December 2025

Ilustrasi - Penanganan masalah gigi.(Pixabay)

Gigisehat - Kesehatan gigi dan mulut kembali menjadi perhatian dunia medis seiring meningkatnya kasus infeksi yang sulit ditangani akibat resistensi antibiotik. Penelitian terbaru mengungkapkan pendekatan alternatif berbasis cahaya, yaitu Photodynamic Inactivation (PDI), dinilai efektif menekan bakteri penyebab penyakit gigi dan mulut, termasuk periodontitis dan infeksi saluran akar.

Periodontitis merupakan infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan pendukung gigi, mulai dari gusi, ligamen periodontal, sementum, hingga tulang alveolar.

Penyakit ini umumnya dipicu bakteri patogen yang hidup di area subgingiva, terutama bakteri gram negatif yang bersifat anaerob atau mikroaerofilik.

aca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi

Salah satu bakteri tersebut adalah Aggregatibacter actinomycetemcomitans, yang dapat hadir hingga 36 persen pada populasi normal dan berpotensi menimbulkan infeksi serius ketika sistem imun melemah.

Selain itu, infeksi saluran akar gigi kerap melibatkan bakteri gram positif Enterococcus faecalis. Bakteri berbentuk oval ini dikenal memiliki kemampuan bertahan hidup yang sangat tinggi, bahkan dalam kondisi ekstrem seperti pH sangat basa dan kadar garam tinggi.

Ketahanannya terhadap sejumlah antibiotik, termasuk tetrasiklin dan kalsium hidroksida, menjadikan E. faecalis sebagai salah satu penyebab utama kegagalan perawatan saluran akar.

Selama ini, antibiotik sistemik menjadi pilihan utama dalam terapi infeksi gigi dan mulut. Namun, meningkatnya resistensi antimikroba mendorong para peneliti untuk mencari metode pengobatan yang lebih aman dan efektif.

Salah satu inovasi yang menjanjikan adalah Photodynamic Inactivation (PDI), yaitu teknik yang memanfaatkan interaksi antara cahaya dan molekul fotosensitif untuk menonaktifkan mikroorganisme patogen.

Secara ilmiah, PDI bekerja melalui aktivasi *photosensitizer* (PS), yakni molekul yang sensitif terhadap cahaya. Ketika disinari dengan panjang gelombang tertentu, PS akan menghasilkan Reactive Oxygen Species (ROS).

Senyawa reaktif ini mampu merusak membran dan struktur sel bakteri, sehingga menyebabkan kematian mikroorganisme. Keberhasilan PDI sangat ditentukan oleh kesesuaian spektrum cahaya dengan karakteristik serapan PS yang digunakan.

Dalam penelitian tersebut, dua jenis PS eksogen diuji, yaitu klorofil dari tanaman hijau dan kurkumin, pigmen alami berwarna kuning yang berasal dari kunyit.

Klorofil diketahui menyerap cahaya pada rentang panjang gelombang 400-700 nanometer, sementara kurkumin memiliki spektrum serapan 375–475 nanometer.

Selain itu, kurkumin juga dikenal memiliki berbagai aktivitas biologis, seperti antitumor, antiinflamasi, antivirus, dan antijamur.

Hasil penelitian menunjukkan penyinaran laser dioda dengan densitas energi 1,59 J/cm² sudah mampu menurunkan jumlah bakteri secara signifikan meskipun tanpa PS.

Pada bakteri E. faecalis, tingkat kematian sel mencapai 36,7 persen tanpa PS. Angka ini meningkat menjadi 69,30 persen dengan penambahan klorofil, dan melonjak hingga 89,42 persen saat kurkumin digunakan sebagai PS.

Pola serupa juga ditemukan pada A. actinomycetemcomitans, dengan tingkat kematian 35,81 persen tanpa PS, 64,39 persen dengan klorofil, dan 89,82 persen dengan kurkumin.

Temuan tersebut menegaskan bahwa penggunaan photosensitizer secara signifikan meningkatkan efektivitas metode PDI, terutama kurkumin yang menunjukkan hasil paling optimal.

Dengan tingkat inaktivasi bakteri yang jauh lebih tinggi dibandingkan klorofil maupun penyinaran tanpa PS, kurkumin dinilai sebagai kandidat kuat untuk dikembangkan sebagai terapi alternatif pengganti antibiotik.

Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan

Para peneliti berharap terapi berbasis cahaya ini dapat menjadi solusi masa depan dalam penanganan infeksi gigi dan mulut, khususnya di tengah meningkatnya ancaman resistensi antibiotik.

Dengan sifatnya yang relatif aman, efektif, dan tidak memicu resistensi mikroba, Photodynamic Inactivation berpotensi menjadi terobosan penting dalam dunia kesehatan gigi dan mulut modern.***

Sumber:Unair

GIGISEHAT

Register

🦷✨ Selamat Datang di Dunia Tanpa Batas Ilmu Kedokteran Gigi!

Anda baru saja memasuki ruang interaktif berbasis Artificial Intelligence yang dirancang khusus untuk menjawab setiap pertanyaan seputar Ilmu Kedokteran Gigi—mulai dari teori dasar, kasus klinis, prosedur perawatan, hingga teknologi terbaru dalam dunia dentistri.

💡 Tanyakan Apa Saja

🧠 Didukung AI mutakhir, sistem ini akan membantu Anda memahami konsep, menyelesaikan studi kasus, hingga mendalami referensi akademik secara efisien dan terpercaya.

⚠ Catatan Penting

Platform ini khusus untuk Dokter Gigi dan Mahasiswa Kedokteran Gigi yang terdaftar secara resmi.

📥 DAFTARKAN DIRI ANDA SEKARANG!

🔒 Akses penuh hanya diberikan kepada pengguna yang telah melakukan registrasi dan verifikasi profesional.
Bergabunglah bersama komunitas cerdas dan berdedikasi di bidang kedokteran gigi.

Data Diri

Nama
Email
Password
Universitas
Semester
Tempat / Tgl Lahir
Jenis Kelamin
No KTP
Alamat
No telepon / HP