INFO

Fakta Mengejutkan Gigi Susu yang Kerap Diabaikan Orang Tua

22 August 2025

Ilustrasi - Gigi anak.(Pixabay)

Gigisehat - Bayangkan sebuah senyum kecil yang tiba-tiba memudar karena gigi yang seharusnya putih bersih, justru dipenuhi bintik-bintik misterius.

Awalnya tampak sepele—sekadar bercak putih di permukaan gigi susu. Namun, siapa sangka bahwa tanda kecil itu adalah alarm dini dari sebuah masalah besar: karies gigi anak usia dini.

Karies pada gigi susu bukan sekadar "lubang biasa". Ia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan pada gigi permanen.

Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan

Mengapa? Karena enamel gigi susu jauh lebih tipis dan saraf berada lebih dekat ke permukaan.

Itu artinya, begitu bakteri berhasil menembus lapisan enamel, mereka hanya butuh sedikit waktu untuk mencapai ruang pulpa—tempat saraf dan pembuluh darah berada.

Prosesnya seperti domino yang jatuh satu per satu. Pertama, muncul white spot—bintik putih samar yang sering diabaikan orang tua.

Lalu bercak itu berubah warna, menjadi kuning, coklat, bahkan hitam.

Pada tahap ini, struktur gigi mulai runtuh, menciptakan lubang yang dengan mudah "menyimpan" sisa makanan. Dari situlah, bakteri bekerja tanpa henti, memperdalam kerusakan hingga ke pusat gigi.

Dan saat infeksi mencapai pulpa, kondisi menjadi jauh lebih serius. Anak bisa mengalami rasa sakit yang menusuk, gusinya membengkak, bahkan terbentuk nanah.

Senyum kecil yang dulu penuh keceriaan berubah menjadi tangisan yang tak tertahankan.

Yang lebih mengkhawatirkan, banyak orang tua masih berpikir: "Ah, itu hanya gigi susu. Nanti juga tanggal sendiri."

Padahal, kerusakan pada gigi susu bisa berdampak panjang: mengganggu proses mengunyah, menghambat perkembangan bicara, bahkan memengaruhi pertumbuhan gigi permanen yang sedang berkembang di bawahnya.

Kabar baiknya, karies bisa dicegah. Dan pencegahannya sederhana, tapi sering diabaikan:

1. Menyikat gigi dua kali sehari—setelah sarapan dan sebelum tidur.

Jangan menunggu anak besar, biasakan sejak dini.

2. Hindari kebiasaan minum susu botol saat tidur.

Sisa gula dari susu akan menjadi "pesta besar" bagi bakteri sepanjang malam.

3. Gunakan sikat gigi dan alat makan pribadi.

Sering kali, bakteri berpindah dari mulut ke mulut melalui sendok yang dipakai bersama.

4. Rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.

Jangan tunggu sakit baru datang; periksa gigi anak sejak tumbuh gigi pertama.

Mungkin terdengar sederhana, tapi disiplin kecil inilah yang bisa menyelamatkan masa depan senyum seorang anak.

Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi

Karena pada akhirnya, gigi susu bukan sekadar "sementara". Ia adalah fondasi bagi kesehatan mulut jangka panjang.

Pertanyaannya: apakah kita mau menunggu hingga senyum kecil itu hilang karena lubang hitam di gigi?***

GIGISEHAT

Register

🦷✨ Selamat Datang di Dunia Tanpa Batas Ilmu Kedokteran Gigi!

Anda baru saja memasuki ruang interaktif berbasis Artificial Intelligence yang dirancang khusus untuk menjawab setiap pertanyaan seputar Ilmu Kedokteran Gigi—mulai dari teori dasar, kasus klinis, prosedur perawatan, hingga teknologi terbaru dalam dunia dentistri.

💡 Tanyakan Apa Saja

🧠 Didukung AI mutakhir, sistem ini akan membantu Anda memahami konsep, menyelesaikan studi kasus, hingga mendalami referensi akademik secara efisien dan terpercaya.

⚠ Catatan Penting

Platform ini khusus untuk Dokter Gigi dan Mahasiswa Kedokteran Gigi yang terdaftar secara resmi.

📥 DAFTARKAN DIRI ANDA SEKARANG!

🔒 Akses penuh hanya diberikan kepada pengguna yang telah melakukan registrasi dan verifikasi profesional.
Bergabunglah bersama komunitas cerdas dan berdedikasi di bidang kedokteran gigi.

Data Diri

Nama
Email
Password
Universitas
Semester
Tempat / Tgl Lahir
Jenis Kelamin
No KTP
Alamat
No telepon / HP