INFO

Mengenal Risqa Rina Darwita, Penggagas Kartu Menuju Gigi Sehat

09 September 2024

Ilustrasi - Perawatan gigi.(Pixabay)

Gigisehat - Prof. drg. Risqa Rina Darwita, Ph.D adalah guru besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKGUI) yang telah lama fokus pada riset kesehatan gigi masyarakat dan kedokteran gigi pencegahan.

Fokus risetnya tidak hanya pada masalah klinis, tetapi juga edukasi dan pemberdayaan komunitas untuk mencegah karies gigi, terutama pada anak-anak.

Salah satu riset unggulan yang dilakukan Risqa bersama timnya meraih medali emas di Kompetisi Riset Ilmiah GC Competition The 23rd SEAADE-GC Dental Asia Student Prevention Table Clinician Program 2012 di Hong Kong.

Penelitian berjudul “Decreasing ECC Risk Factor by Oral Health Promotion Intervention in the Community” ini melibatkan mahasiswa FKGUI dan komunitas lokal di Depok dan Serpong.

Mahasiswa FKGUID yang membantu penelitian itu adalah Astri Mentari, Meilisa Rachmawati, Nelly Suriamah, dan Rizky Amalia.

Penelitian tersebut fokus pada masalah karies gigi susu pada anak-anak di bawah usia tiga tahun, dengan pendekatan intervensi kesehatan gigi berbasis komunitas.

Pemberdayaan kader posyandu untuk mencegah karies

Penelitian ini dilakukan di sejumlah posyandu, salah satunya di Kelurahan Tugu, Kota Depok.

Berbeda dengan kegiatan posyandu pada umumnya yang hanya fokus pada penimbangan bayi dan pengecekan status gizi, dalam penelitian ini, para kader posyandu diberdayakan untuk mengevaluasi kesehatan gigi anak-anak.

Kader posyandu yang mayoritas ibu-ibu PKK dilatih untuk memeriksa kondisi gigi anak, mendeteksi adanya gigi berlubang, serta mencatat kebiasaan menyikat gigi anak.
Mereka juga memberikan edukasi kepada orang tua tentang cara merawat gigi dan mulut.

Untuk mempermudah penilaian, Risqa dan timnya memperkenalkan Kartu Menuju Gigi Sehat (KMGS), inovasi yang memudahkan masyarakat awam dalam memahami kondisi kesehatan gigi anak.

KMGS dibagi ke dalam tiga kolom berwarna, merah untuk risiko karies tinggi, kuning risiko sedang, dan hijau risiko rendah.

Selain KMGS, orang tua juga dibekali kartu harian untuk mencatat perkembangan kesehatan gigi anak di rumah.

Menurut Risqa, karies gigi susu perlu ditangani dengan serius karena dapat menyebabkan masalah kesehatan lain seperti pembengkakan dan kesulitan dalam mengunyah makanan.

Kondisi ini dapat memengaruhi penyerapan nutrisi oleh tubuh dan berpotensi menyebabkan malnutrisi pada anak.

Fokus pada kesehatan gigi untuk mencegah malnutrisi

Risqa mengungkapkan beberapa faktor utama yang meningkatkan risiko karies pada balita meliputi kebiasaan tidur dengan botol susu, kurangnya kebiasaan menyikat gigi, serta minimnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya kesehatan gigi.

Melalui pelatihan dan pemberdayaan kader posyandu, Risqa berharap edukasi kesehatan gigi dapat mencegah gizi buruk pada anak.

Penyuluhan kesehatan gigi diharapkan dapat menjadi bagian integral dari kegiatan posyandu rutin, seperti penimbangan dan imunisasi.

Rencana pemberdayaan lebih lanjut

Ke depan, Risqa berencana memperluas cakupan program ini dengan melibatkan guru taman kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Dia berharap dengan menerapkan program KMGS di lingkungan pendidikan anak usia dini, anak-anak dapat mempelajari pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak usia dini.

Riset dan inovasi yang dilakukan Risqa menjadi langkah penting dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi masyarakat, khususnya anak-anak.

Dengan pendekatan berbasis komunitas dan edukasi yang melibatkan kader posyandu serta tenaga pendidik, dia berharap tingkat karies gigi dapat ditekan secara signifikan, dan kesehatan gigi anak Indonesia semakin baik.*

Sumber: ui.ac.id

KONSULTASI

Konsultasi

konsultasikan masalah kesehatan gigi anda pada kami.
Dengan mengisi form di bawah ini