INFO
Ulas Akurasi Prosedur Implan Gigi, Karya Ilmiah Tim FKG Unair Juara 3
17 November 2025

Gigisehat - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga kembali mengukir prestasi di tingkat internasional. Pada ajang International Literature Review Competition dalam rangkaian 19th Dentistry Scientific Meeting, tim FKG UNAIR meraih Juara 3 melalui karya ilmiah yang mengulas akurasi prosedur implan gigi menggunakan Full-Guided Surgery (FGS) dan Partially-Guided Surgery (PGS).
Tim beranggotakan Hanif Azzikri Hidayatullah (angkatan 2023) dan Brian Limantoro (angkatan 2022), dengan bimbingan Karina Mundiratri, drg., Sp.Pros.
Hanif mengungkapkan kerja sama mereka berjalan sangat efektif.
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
“Saya memulai dari pencarian ide, lalu kami menyaring jurnal bersama. Brian mengekstraksi data dan saya menginterpretasikannya,” ujarnya.
Ia menambahkan alasan pemilihan topik tersebut.
“Kehilangan gigi bukan hanya soal estetika, tetapi berdampak pada fungsi mengunyah, nutrisi, dan kualitas hidup,” jelasnya.
Proses Riset: Kajian Literatur dari PubMed hingga ScienceDirect
Dalam menggarap riset ini, tim menelusuri literatur ilmiah dari tiga database internasional utama: PubMed, Scopus, dan ScienceDirect.
Dari proses tersebut, mereka menemukan hasil yang berbeda dari dugaan awal.
“Kami mengira FGS pasti lebih akurat daripada PGS. Ternyata keduanya seimbang, bahkan ada studi yang menunjukkan PGS lebih unggul,” ungkap Hanif.
Meski jumlah artikel inklusi terbatas dan data bersifat heterogen, tim tetap menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan analisis.
“Kami menjelaskan batasan penelitian secara eksplisit. Justru itu memperkuat kredibilitas kami di mata juri,” tambahnya.
Selain membandingkan akurasi kedua prosedur implan gigi, karya mereka juga menawarkan kejelasan bagi praktisi.
“Banyak dokter gigi masih bingung memilih PGS atau FGS. Kami memetakan kelebihan masing-masing metode,” kata Hanif.
Presentasi dan Pembelajaran di Ajang Internasional
Pengalaman paling menantang terjadi saat Brian tidak dapat hadir pada hari presentasi. Hal itu membuat Hanif harus menyampaikan seluruh materi penelitian seorang diri.
“Saya presentasi 15 menit dan lanjut tanya jawab 20 menit sendirian. Awalnya gugup, tapi akhirnya berjalan lancar,” ucapnya.
Ia menilai kesempatan tersebut melatih kemampuan komunikasi ilmiah, percaya diri, serta ketenangan dalam menjelaskan hasil riset secara komprehensif.
Hanif juga berharap pencapaian ini dapat menginspirasi mahasiswa FKG lainnya.
“Saya ingin teman-teman lebih peka terhadap isu kesehatan gigi dan mulut. Penelitian itu bukan hanya untuk lomba, tetapi untuk memberi manfaat,” harapnya.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
Setelah kemenangan ini, Hanif dan Brian berencana memperluas penelitian mereka, khususnya mengenai kondisi patologis maupun kebiasaan masyarakat yang memengaruhi kesehatan oral.
Mereka berharap hasil riset yang dikembangkan nantinya dapat diimplementasikan secara langsung dalam praktik klinis untuk meningkatkan kualitas layanan perawatan gigi.***

 (1).png)



