INFO

Dokter Gigi Wajib Tahu! Satu Postingan di Medsos Bisa Rugikan Reputasi

11 November 2025

Ilustrasi - Penting untuk bijak dalam bermedia sosial.(Pixabay)

Gigisehat - Media sosial kini menjadi bagian penting dari kehidupan profesional, termasuk bagi dokter gigi muda yang ingin berbagi ilmu, membangun jejaring, atau sekadar mengekspresikan diri. Namun, penggunaan media sosial tanpa kehati-hatian dapat berdampak pada reputasi pribadi maupun profesional.

Karena itu, penting bagi tenaga medis, khususnya dokter gigi, untuk memahami etika dan risiko yang menyertai aktivitas daring mereka.

Menurut John Makin dari Dental Defence Union (DDU), media sosial dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat bila digunakan secara bertanggung jawab.

Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi

“Media sosial membuka peluang besar untuk belajar, berbagi, dan berkolaborasi, tetapi juga membawa tantangan dalam menjaga profesionalisme dan keamanan informasi,” ujarnya.

Berikut adalah empat prinsip utama dari DDU agar dokter gigi muda dapat menggunakan media sosial dengan aman, etis, dan profesional.

1. Jaga Profesionalisme dalam Setiap Unggahan

Menurut panduan General Dental Council (GDC) di Inggris, setiap unggahan di media sosial, baik komentar, foto, maupun video dapat dilihat banyak orang dan berpotensi disalahartikan.

DDU mengingatkan bahwa unggahan yang bersifat emosional, sarkastik, atau berkaitan dengan pengalaman kerja harus dihindari. “Sebuah komentar yang dianggap ringan oleh rekan sejawat, bisa saja dinilai tidak pantas oleh publik atau pasien,” tulis GDC dalam panduannya.

Selain itu, dokter gigi perlu mempertimbangkan bagaimana identitas profesional mereka terhubung dengan akun publik. Foto, komentar, atau bahkan grup yang diikuti di media sosial dapat memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap profesi kedokteran gigi.

2. Pertimbangkan dengan Cermat Permintaan Pertemanan

GDC juga menegaskan pentingnya menjaga batas profesional antara dokter dan pasien. Menerima permintaan pertemanan dari pasien melalui akun pribadi bisa menimbulkan konflik kepentingan dan melanggar etika profesional.

Hubungan antara tenaga medis dan pasien sebaiknya tetap berada di ranah profesional, bukan personal. Bila diperlukan komunikasi digital, gunakan saluran resmi klinik atau institusi yang terjaga keamanannya.

3. Jaga Kerahasiaan Pasien di Dunia Maya

Aspek kerahasiaan pasien tetap berlaku di media sosial sebagaimana dalam percakapan langsung. DDU menegaskan, “Jangan pernah membagikan informasi pasien tanpa izin eksplisit dan tertulis.”

Bahkan informasi yang telah dianonimkan tetap harus diperlakukan hati-hati. GDC menambahkan, “Potongan informasi kecil yang tampak tidak berbahaya dapat digabungkan oleh pihak lain hingga mengidentifikasi pasien atau keluarganya.”

Artinya, sekalipun dokter gigi berdiskusi dalam forum tertutup, tetap ada risiko pelanggaran privasi. Sebelum membagikan kasus klinis atau gambar medis, pastikan tidak ada elemen yang memungkinkan identifikasi pasien, baik secara langsung maupun tidak langsung.

4. Lindungi Keamanan Data dan Privasi Akun

Banyak dokter gigi muda tidak menyadari bahwa informasi pribadi di media sosial dapat diakses orang lain tanpa sepengetahuan mereka. DDU merekomendasikan agar pengguna secara rutin memeriksa pengaturan privasi akun, memastikan tidak ada data sensitif yang terbuka untuk publik.

“Keamanan digital harus dijaga sebagaimana Anda menjaga keamanan klinik,” ujar John Makin.

Ia juga menekankan pentingnya berpikir dua kali sebelum memposting sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan atau pasien, dan segera mencari nasihat profesional bila ragu terhadap suatu unggahan.

Media Sosial: Alat Profesional yang Kuat, tapi Butuh Etika

Dengan pendekatan yang tepat, media sosial dapat menjadi platform edukatif dan kolaboratif bagi para dokter gigi muda.

Mereka dapat berbagi ilmu, mengikuti tren kedokteran gigi terkini, serta membangun reputasi positif secara daring.

Namun, sebagaimana praktik klinis di dunia nyata, penggunaan media sosial memerlukan disiplin, empati, dan tanggung jawab profesional.

Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan

Menjaga batas etika, kerahasiaan, dan keamanan digital bukan hanya soal reputasi pribadi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap profesi kedokteran gigi itu sendiri.***

Sumber: dentistry.co.uk

GIGISEHAT

Register

🦷✨ Selamat Datang di Dunia Tanpa Batas Ilmu Kedokteran Gigi!

Anda baru saja memasuki ruang interaktif berbasis Artificial Intelligence yang dirancang khusus untuk menjawab setiap pertanyaan seputar Ilmu Kedokteran Gigi—mulai dari teori dasar, kasus klinis, prosedur perawatan, hingga teknologi terbaru dalam dunia dentistri.

💡 Tanyakan Apa Saja

🧠 Didukung AI mutakhir, sistem ini akan membantu Anda memahami konsep, menyelesaikan studi kasus, hingga mendalami referensi akademik secara efisien dan terpercaya.

⚠ Catatan Penting

Platform ini khusus untuk Dokter Gigi dan Mahasiswa Kedokteran Gigi yang terdaftar secara resmi.

📥 DAFTARKAN DIRI ANDA SEKARANG!

🔒 Akses penuh hanya diberikan kepada pengguna yang telah melakukan registrasi dan verifikasi profesional.
Bergabunglah bersama komunitas cerdas dan berdedikasi di bidang kedokteran gigi.

Data Diri

Nama
Email
Password
Universitas
Semester
Tempat / Tgl Lahir
Jenis Kelamin
No KTP
Alamat
No telepon / HP