INFO
Gel Gigi dari Bahan Lokal, Solusi Cerdas Mahasiswa UGM untuk Karies
07 November 2025

Gigisehat - Tim Pevillia Dent PKM-RE 2025 dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menghadirkan inovasi biokomposit gel remineralisasi gigi berbasis bahan alam lokal, yang berpotensi menjadi solusi alami dan berkelanjutan untuk menjaga kesehatan gigi masyarakat Indonesia.
Inovasi ini memanfaatkan cangkang kerang hijau (Perna viridis) yang kaya kalsium untuk menghasilkan nano-hidroksiapatit, serta daun teh hijau (Camellia sinensis) yang mengandung fluoride dan polifenol sebagai agen antibakteri alami.
Kombinasi keduanya menghasilkan gel biokomposit nano-hidroksiapatit–daun teh hijau dengan struktur partikel nano yang dapat menembus dan memperkuat enamel gigi secara biomimetik.
Baca Juga: 20 Fakultas Kedokteran Gigi Terbaik di Indonesia Bisa Jadi Pilihan
“Sementara itu, uji antibakteri juga telah dilakukan di Laboratorium Riset Terpadu, Fakultas Kedokteran Gigi UGM, dan hasilnya memperlihatkan zona hambat terhadap Streptococcus mutans. Hal ini menandakan adanya aktivitas antimikroba yang efektif,” ujar Hasan Rabbani, Ketua Tim Pevillia Dent PKM-RE 2025, di Kampus UGM, Kamis 6 November 2025.
Uji Laboratorium: Gel Lokal dengan Efek Penguat Email Gigi
Tim melakukan uji kekerasan di Laboratorium Bahan dan Produksi, Sekolah Vokasi UGM, menggunakan sampel gigi sapi.
Hasilnya menunjukkan peningkatan kekerasan email dan penurunan porositas permukaan setelah empat hari aplikasi gel dalam kondisi saliva buatan.
Selain Hasan (Fisika 2024), tim beranggotakan Achmad Musa Nurhadi (Kedokteran Gigi 2024), Irya Dira dan Jovanka Sandy (Kimia 2023), serta Ifah Nuur Rakhimah (Biologi 2024). Mereka mendapat bimbingan dari Prof. Dr. Eng. Yusril Yusuf, S.Si., M.Si., M.Eng., Ph.D., pakar fisika material FMIPA UGM.
Penelitian bertajuk “Potensi Biokomposit Gel Nano-Hidroksiapatit Cangkang Kerang Hijau (Perna viridis) dan Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis) untuk Remineralisasi Gigi” ini menyoroti pentingnya **remineralisasi gigi** sebagai upaya pencegahan karies.
“Kami ingin menghadirkan solusi dari bahan lokal yang tidak hanya efektif, tetapi juga aman dan berkelanjutan, dan semua berawal dari kami menyisir pesisir Pantai Baron hingga lereng kebun teh Nglinggo yang pada akhirnya kami menghadirkan inovasi biokomposit gel remineralisasi gigi berbasis bahan alam lokal,” ungkap Hasan Rabbani.
Dari Pantai Baron hingga Kebun Teh Nglinggo
Cangkang kerang hijau dari Pantai Baron, Gunungkidul, dipilih karena mengandung kalsium karbonat hingga 95,69 persen, ideal untuk disintesis menjadi nano-hidroksiapatit, mineral utama penyusun enamel gigi.
“Proses sintesis dilakukan melalui metode sintering menggunakan furnace dengan kontrol suhu 1000°C untuk menghasilkan partikel berukuran nano. Sedangkan daun teh dari kebun teh Nglinggo, Kulon Progo, diolah melalui ekstraksi etanol 96 persen guna mendapatkan kandungan fluoride alami serta polifenol sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans,” terang Hasan Rabbani.
Data Kementerian Kesehatan 2023 menunjukkan prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai 82,8 persen, menjadi latar belakang penting penelitian ini. Tim berharap inovasi ini dapat membantu menurunkan angka tersebut melalui pendekatan berbasis sumber daya lokal.
Menembus Email Gigi dan Aman dari Alergi
Menurut Achmad Musa Nurhadi, gel yang dikembangkan memiliki kemampuan menembus lapisan email gigi, berbeda dari fluoride topikal yang hanya bekerja di permukaan.
“Tentu saja, formulasi yang kami buat bebas dari risiko alergi protein susu sapi yang sering ditemukan pada produk impor seperti CPP-ACP,” ucap Achmad.
Gel ini dapat dioleskan dua kali sehari setelah menyikat gigi menggunakan ujung jari bersih atau spatula silikon kecil. Uji karakterisasi struktur kristal dilakukan menggunakan XRD, FTIR, dan SEM, memastikan kualitas biomaterial yang sesuai standar.
“Karenanya tantangan utama penelitian ini adalah menjaga kestabilan gel agar konsisten dalam bentuk dan viskositas, dan untungnya semua itu telah berhasil diatasi dengan pengaturan pH,” imbuhnya.
Tantangan Sintesis dan Optimasi Formula
Jovanka Sandy menjelaskan bahwa proses penelitian tidak berjalan mulus.
“Berkat bimbingan intensif dan kolaborasi lintas laboratorium FMIPA, FBIO dan FKG UGM, pada akhirnya tim pun berhasil menyelesaikan tahapan uji hingga formulasi final,” ungkap Jovanka.
Kesulitan sempat muncul saat mencari **furnace bersuhu 1000°C** dan dalam tahap sterilisasi gel untuk uji antibakteri. Namun, berkat kerja sama lintas disiplin, semua kendala dapat diatasi.
Menuju PIMNAS 2025 dan Paten Produk
Produk gel ini memiliki sejumlah keunggulan, menembus permukaan gigi, bebas alergi susu sapi, meniru struktur enamel alami, memiliki sifat antibakteri, dan berbasis bahan lokal.
Baca Juga: Peneliti Jepang Temukan Obat Bantu Tumbuhkan Kembali Gigi
“Kini, Tim Pevillia Dent PKM-RE UGM tengah bersiap melangkah menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2025 di Universitas Hasanuddin. Kita terus membawa semangat kolaborasi lintas disiplin dan inovasi berbasis sumber daya alam Indonesia dalam rangka mewujudkan senyum sehat yang berkelanjutan,” pungkas Jovanka.
Pembimbing tim, Prof. Yusril Yusuf, turut memberikan apresiasi tinggi atas hasil riset ini.
“Tim ini tidak hanya berhasil memanfaatkan potensi alam, namun mampu memadukan pendekatan fisika material, kimia analitik, biologi, dan kedokteran gigi dalam satu produk biomimetik yang berorientasi pada keberlanjutan,” pungkasnya.***
Sumber:ugm.ac.id

 (1).png)



